KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, rupiah sedang berada dalam tren negatif. Pada 16 Februari 2021 lalu, rupiah sempat menyentuh Rp 13.930 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, hari ini, Rabu (17/3) rupiah sudah berada di level Rp 14.428 per dolar AS. Dengan demikian, dalam sebulan terakhir rupiah melemah hingga 3,58%. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, pelemahan rupiah dalam sebulan terakhir cenderung didominasi oleh ekspektasi investor asing terhadap tingkat inflasi. Menurut dia, investor di AS memproyeksikan bahwa tingkat inflasi AS akan tumbuh lebih cepat dari perkiraan sehingga mendorong mereka melakukan aksi jual terhadap US Treasury. “Aksi jual mereka juga diikuti oleh penjualan aset-aset di negara berkembang terutama obligasi, yang kemudian ikut mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (17/3).
Sudah melemah 3,58% dalam sebulan terakhir, seperti apa prospek rupiah?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, rupiah sedang berada dalam tren negatif. Pada 16 Februari 2021 lalu, rupiah sempat menyentuh Rp 13.930 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, hari ini, Rabu (17/3) rupiah sudah berada di level Rp 14.428 per dolar AS. Dengan demikian, dalam sebulan terakhir rupiah melemah hingga 3,58%. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, pelemahan rupiah dalam sebulan terakhir cenderung didominasi oleh ekspektasi investor asing terhadap tingkat inflasi. Menurut dia, investor di AS memproyeksikan bahwa tingkat inflasi AS akan tumbuh lebih cepat dari perkiraan sehingga mendorong mereka melakukan aksi jual terhadap US Treasury. “Aksi jual mereka juga diikuti oleh penjualan aset-aset di negara berkembang terutama obligasi, yang kemudian ikut mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (17/3).