JAKARTA. Setelah mendapat kucuran pendanaan dari China Development Bank (CDB), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menyatakan tidak akan lagi mencari pendanaan eksternal dalam valuta asing (valas). Hal ini mengingat, total target pendanaan BRI sebesar US$ 1,55 miliar pada tahun ini sudah tercukupi. "Untuk tahun ini sudah cukup. Sebelum dengan CDB, kami juga sudah memperoleh pinjaman senilai US$ 550 juta," tutur Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, Jumat (20/9). Utang senilai US$ 550 juta tersebut merupakan pinjaman dari 11 bank asing yang dialokasikan untuk refinancing utang jatuh tempo dan ekspansi kredit perseroan di semester II 2015. Haru mengatakan, pinjaman sebesar US$ 1 miliar dari CDB bertenor 10 tahun memberikan banyak ruang bagi BRI untuk menyusun pipeline pembiayaan proyek pembangunan, diantaranya proyek pembangkit listrik.
Sudah mencukupi, BRI stop pendanaan valas
JAKARTA. Setelah mendapat kucuran pendanaan dari China Development Bank (CDB), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menyatakan tidak akan lagi mencari pendanaan eksternal dalam valuta asing (valas). Hal ini mengingat, total target pendanaan BRI sebesar US$ 1,55 miliar pada tahun ini sudah tercukupi. "Untuk tahun ini sudah cukup. Sebelum dengan CDB, kami juga sudah memperoleh pinjaman senilai US$ 550 juta," tutur Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, Jumat (20/9). Utang senilai US$ 550 juta tersebut merupakan pinjaman dari 11 bank asing yang dialokasikan untuk refinancing utang jatuh tempo dan ekspansi kredit perseroan di semester II 2015. Haru mengatakan, pinjaman sebesar US$ 1 miliar dari CDB bertenor 10 tahun memberikan banyak ruang bagi BRI untuk menyusun pipeline pembiayaan proyek pembangunan, diantaranya proyek pembangkit listrik.