KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah pada semester kedua di tahun 2019 diprediksi turun jika dibandingkan dengan semester satu 2019. Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2019 di New York Mercantile Exchange ditutup pada US$ 58,47 per barel pada semester I lalu. Harga minyak ini menguat 22,84% dalam enam bulan. Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim memperkirakan, harga minyak mentah akan bergerak dengan target support US$ 57,70 per barel hingga akhir tahun 2019. Dia mengatakan, ada kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa global yang bisa menjadi sentimen negatif, di antaranya yakni no-deal Brexit, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Menurut Ibrahim, no-deal Brexit dapat mendorong aksi penurunan suku bunga oleh European Central Bank (ECB) serta bank-bank sentral lainnya di dunia yang akan berdampak pada hancurnya perekonomian Inggris apabila jadi dilakukan.
Sudah naik 23%, harga minyak berpotensi turun di semester kedua
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah pada semester kedua di tahun 2019 diprediksi turun jika dibandingkan dengan semester satu 2019. Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2019 di New York Mercantile Exchange ditutup pada US$ 58,47 per barel pada semester I lalu. Harga minyak ini menguat 22,84% dalam enam bulan. Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim memperkirakan, harga minyak mentah akan bergerak dengan target support US$ 57,70 per barel hingga akhir tahun 2019. Dia mengatakan, ada kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa global yang bisa menjadi sentimen negatif, di antaranya yakni no-deal Brexit, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Menurut Ibrahim, no-deal Brexit dapat mendorong aksi penurunan suku bunga oleh European Central Bank (ECB) serta bank-bank sentral lainnya di dunia yang akan berdampak pada hancurnya perekonomian Inggris apabila jadi dilakukan.