Sudah terima proposal investasi, pemerintah akan bertemu Tesla pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah menerima proposal rencana investasi dari Tesla pada Kamis (4/2).

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto mengatakan, pihaknya tengah mempelajari proposal investasi tersebut secara internal. Rencananya, pertemuan akan dilakukan pekan depan untuk membahas proposal tersebut.

"Pekan depan kita akan ketemu mereka untuk mendapatkan penjelasan secara resmi, secara langsung dari mereka terkait dengan proposal yang akan mereka ajukan," ujar Seto dalam konferensi pers, Jumat (5/2).


Sayangnya, Seto belum bisa mengungkap rincian proposal tersebut kepada publik. Pasalnya, Tesla merupakan perusahaan publik yang cukup ketat dalam menyampaikan rencana investasi seperti ini.

Baca Juga: Tesla akan investasi di Indonesia, ini dampaknya ke Antam (ANTM) dan Vale (INCO)

Seto mengungkap bahwa proposal yang ditawarkan oleh Tesla berbeda dengan yang diajukan oleh Contemporary Amperex Technology (CATL) maupun LG Chemical. Menurutnya, terdapat perbedaan pada basis teknologi yang akan digunakan.

"Jadi kenapa sebenarnya kalau dari kami sangat excited kerjasama dengan Tesla, kalau boleh dibilang Tesla ini untuk teknologi lithium baterai untuk mobil,  electric vehicle, ini adalah salah satu yang terbaik di dunia," ujarnya.

Menurutnya, bila nanti perusahaan-perusahaan seperti Tesla, CATL, hingga LG Chemical berinvestasi di Indonesia, menurutnya ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk belajar, mengingat salah satu hal yang diminta Indonesia adalah adanya transfer teknologi.

Lebih lanjut, Seto juga mengungkap terdapat kerjasama lain yang akan dilakukan dengan Tesla, yakni berkaitan dengan Energy Storage System (ESS).

Dia menyebut, ESS ini seperti baterai atau power bank dengan kapasitas yang sangat besar bahkan bisa mencapai puluhan megawatt hingga 100 megawatt. Menurutnya, ESS ini bisa menggantikan pembangkit-pembangkit peaker.

Meski begitu, Seto memastikan bahwa pihaknya masih mempelajari tentang ESS ini.

"Terus terang ini sedang dipelajari studinya secara internal, tapi mereka memang mencontohkan kesuksesan mereka di Australia. Mereka sudah membangun cukup banyak hal seperti ini, dan mereka mengkombinasikan ini dengan renewable energy di sana, jadi cukup menarik juga," terangnya.

Selanjutnya: Dapat angin segar dari investasi Tesla, ini rekomendasi saham ANTM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi