JAKARTA. Akhir Februari 2016 lalu, PT Refined Bangka Tin (RBT) milik Taipan kondang Tomi Winata memutuskan untuk menutup tambang timah dan operasi pemasarannya di Bangka Belitung. Alasannya, perusahaan berkomitmen menjaga lingkungan dan mendukung kebijakan pemerintah dan Presiden Jokowi kepada Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC). Namun, Inseptur Jenderal (Irjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Mochtar Husein membeberkan, Refined Bangka Tin masih melakukan kegiatan ekspor pada April dengan kapasitas 1.738 ton. "RBT sudah tutup Februari, tapi saya tidak tahu alasannya. Sekadar informasi saja bahwa RBT ini April kemarin melakukan ekspor 1.738 ton," terangnya di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (17/5).
Sudah tutup, perusahaan TW ini masih ekspor timah*
JAKARTA. Akhir Februari 2016 lalu, PT Refined Bangka Tin (RBT) milik Taipan kondang Tomi Winata memutuskan untuk menutup tambang timah dan operasi pemasarannya di Bangka Belitung. Alasannya, perusahaan berkomitmen menjaga lingkungan dan mendukung kebijakan pemerintah dan Presiden Jokowi kepada Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC). Namun, Inseptur Jenderal (Irjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Mochtar Husein membeberkan, Refined Bangka Tin masih melakukan kegiatan ekspor pada April dengan kapasitas 1.738 ton. "RBT sudah tutup Februari, tapi saya tidak tahu alasannya. Sekadar informasi saja bahwa RBT ini April kemarin melakukan ekspor 1.738 ton," terangnya di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (17/5).