Sugeng Pudjianto melepaskan posisinya sebagai general manajer di perusahaan farmasi untuk fokus meneliti luwak. Di awal tahun 2012 dia mulai menangkar 10 luwak hingga akhir tahun, dia sudah bisa memproduksi sekitar 20 kg kopi. Memiliki karier yang lumayan cemerlang secara profesional sebagai general manager di salah satu perusahaan farmasi belum membuat Sugeng Pudjianto puas. Setelah 25 tahun bekerja sebagai profesional sebagai dokter hewan, akhirnya ayah dari dua anak ini memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mulai meneliti hewan musang. Ya, terdorong dari gencarnya kampanye stop kopi luwak dari LSM asing membuat Sugeng menjajal untuk bisa menjadi produsen luwak yang tidak seperti digaungkan LSM tersebut. Mereka menganggap produk kopi unggulan asli Indonesia ini memperlakukan binatang secara tidak etis dalam proses produksinya.
Sugeng merintis usaha dengan 10 ekor musang (2)
Sugeng Pudjianto melepaskan posisinya sebagai general manajer di perusahaan farmasi untuk fokus meneliti luwak. Di awal tahun 2012 dia mulai menangkar 10 luwak hingga akhir tahun, dia sudah bisa memproduksi sekitar 20 kg kopi. Memiliki karier yang lumayan cemerlang secara profesional sebagai general manager di salah satu perusahaan farmasi belum membuat Sugeng Pudjianto puas. Setelah 25 tahun bekerja sebagai profesional sebagai dokter hewan, akhirnya ayah dari dua anak ini memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mulai meneliti hewan musang. Ya, terdorong dari gencarnya kampanye stop kopi luwak dari LSM asing membuat Sugeng menjajal untuk bisa menjadi produsen luwak yang tidak seperti digaungkan LSM tersebut. Mereka menganggap produk kopi unggulan asli Indonesia ini memperlakukan binatang secara tidak etis dalam proses produksinya.