YOGJAKARTA. Menangani pengungsi bukan perkara mudah. Tengok saja, penampungan pengungsi Stadion Maguwohardjo, Sleman, Yogyakarta.Pada lokasi penampungan pengungsi terbesar di Kabupaten Sleman itu, masih banyak kebutuhan pengungsi belum terpenuhi. Di salah satu sudut stadion nampak posko sebuah organisasi keagamaan menggantungkan papan bertuliskan list board. Isinya, daftar aneka kebutuhan pengungsi yang belum terpenuhi hingga saat ini.Contohnya, Selimut atau kain, alas tidur seperti Tikar, kasur,atau karpet Lalu, handuk, alat sholat, dan peralatan mandi. Kemudian, kebutuhan untuk balita seperti pakaian, dot, susu, dan pampers. Selain itu, pakaian dan pakaian dalam perempuan, susu bagi ibu hamil, dan pembalut. "Barang-barang itu yang cepat habis," ujar Annaas, salah satu relawan.Setali tiga uang, Posko Slemania juga mengalami serupa. "Kebutuhan pengungsi juga seperti alat mandi, pakaian bayi, pembalut wanita paling banyak dicari," ujar seorang relawan di posko itu yang enggan disebut namanya.Sesungguhnya, ada satu posko utama milik pemerintah Kabupaten Sleman bekerjasama dengan Kodim 0732/Sleman. Kepada posko utama inilah, setiap posko yang didirikan organisasi masyarakat maupun universitas di stadiona Maguwohardjo melaporkan logistik pengungsi.Meski menjadi posko utama di stadion Maguwohardjo, tetap saja kewalahan menangani pengungsi. Apalagi, pengungsi selalu datang dan pergi. "Sebenarnya, sudah ada petugas mencatat dan bertugas mengambil logistik, tapi pengungsi tidak sabar takut tidak kebagian," ujar Lusi salah satu petugas posko.Bukan itu saja, ada juga warga yang bukan dari daerah rawan bencana datang mencari bantuan. Selain itu, petugas pengatur distribusi logistik tidak bisa mencegah gencarnya pengungsi mengambil logistik sendiri. Alhasil, bisa ditebak bagaimana sibuk sekaligus kerumitan yang dihadapi dalam menangani para pengungsi.Asal tahu saja, hingga Minggu (7/11) total pengungsi di Kabupaten Sleman mencapai 65.363 orang. Sebanyak 21.900 orang mengungsi di stadion Maguwohardjo. Rinciannya, sisi barat stadion 4200 orang, sisi utara 4800 orang, sisi selatan 5100 orang, dan sisi timur 7800 orang.Adapun 43.463 orang berada di berbagai lokasi pengungsian yang tersebar di 14 kecamatan dan Jogja Expo Center dan Universitas Kristen Duta Wacana. Rinciannya, kecamatan Ngaglik 1580 orang, kecamatan Sleman 7756 orang, kecamatan Mlati 10.503 orang.Kemudian, kecamatan Gamping 1660 orang, kecamatan Tempel 1750 orang, Kecamatan Ngemplak 545 orang. Kecamatan Sayegan 400 orang, Kecamatan Godean 345 orang, kecamatan Kalasan 3460 orang.Selanjutnya, kecamatan Depok 2904 orang, kecamatan Berbah 2718 orang, kecamatan Prambanan 5020 orang. Lalu, Kecamatan Piyungan 1200 orang yang merupakan pengungsi asal kecamatan Sleman, Kecamatan Kalibawang 2782 orang. Ada juga pengungsi yang ditampung di Jogja Expo Center 500 orang dan Universitas KristenDuta Wacana 340 orang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Suka duka mengurus pengungsi
YOGJAKARTA. Menangani pengungsi bukan perkara mudah. Tengok saja, penampungan pengungsi Stadion Maguwohardjo, Sleman, Yogyakarta.Pada lokasi penampungan pengungsi terbesar di Kabupaten Sleman itu, masih banyak kebutuhan pengungsi belum terpenuhi. Di salah satu sudut stadion nampak posko sebuah organisasi keagamaan menggantungkan papan bertuliskan list board. Isinya, daftar aneka kebutuhan pengungsi yang belum terpenuhi hingga saat ini.Contohnya, Selimut atau kain, alas tidur seperti Tikar, kasur,atau karpet Lalu, handuk, alat sholat, dan peralatan mandi. Kemudian, kebutuhan untuk balita seperti pakaian, dot, susu, dan pampers. Selain itu, pakaian dan pakaian dalam perempuan, susu bagi ibu hamil, dan pembalut. "Barang-barang itu yang cepat habis," ujar Annaas, salah satu relawan.Setali tiga uang, Posko Slemania juga mengalami serupa. "Kebutuhan pengungsi juga seperti alat mandi, pakaian bayi, pembalut wanita paling banyak dicari," ujar seorang relawan di posko itu yang enggan disebut namanya.Sesungguhnya, ada satu posko utama milik pemerintah Kabupaten Sleman bekerjasama dengan Kodim 0732/Sleman. Kepada posko utama inilah, setiap posko yang didirikan organisasi masyarakat maupun universitas di stadiona Maguwohardjo melaporkan logistik pengungsi.Meski menjadi posko utama di stadion Maguwohardjo, tetap saja kewalahan menangani pengungsi. Apalagi, pengungsi selalu datang dan pergi. "Sebenarnya, sudah ada petugas mencatat dan bertugas mengambil logistik, tapi pengungsi tidak sabar takut tidak kebagian," ujar Lusi salah satu petugas posko.Bukan itu saja, ada juga warga yang bukan dari daerah rawan bencana datang mencari bantuan. Selain itu, petugas pengatur distribusi logistik tidak bisa mencegah gencarnya pengungsi mengambil logistik sendiri. Alhasil, bisa ditebak bagaimana sibuk sekaligus kerumitan yang dihadapi dalam menangani para pengungsi.Asal tahu saja, hingga Minggu (7/11) total pengungsi di Kabupaten Sleman mencapai 65.363 orang. Sebanyak 21.900 orang mengungsi di stadion Maguwohardjo. Rinciannya, sisi barat stadion 4200 orang, sisi utara 4800 orang, sisi selatan 5100 orang, dan sisi timur 7800 orang.Adapun 43.463 orang berada di berbagai lokasi pengungsian yang tersebar di 14 kecamatan dan Jogja Expo Center dan Universitas Kristen Duta Wacana. Rinciannya, kecamatan Ngaglik 1580 orang, kecamatan Sleman 7756 orang, kecamatan Mlati 10.503 orang.Kemudian, kecamatan Gamping 1660 orang, kecamatan Tempel 1750 orang, Kecamatan Ngemplak 545 orang. Kecamatan Sayegan 400 orang, Kecamatan Godean 345 orang, kecamatan Kalasan 3460 orang.Selanjutnya, kecamatan Depok 2904 orang, kecamatan Berbah 2718 orang, kecamatan Prambanan 5020 orang. Lalu, Kecamatan Piyungan 1200 orang yang merupakan pengungsi asal kecamatan Sleman, Kecamatan Kalibawang 2782 orang. Ada juga pengungsi yang ditampung di Jogja Expo Center 500 orang dan Universitas KristenDuta Wacana 340 orang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News