Sukri 008 melebihi target



Jakarta. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan (Kemkeu) menetapkan hasil penjualan dan penjatahan sukuk negara ritel (sukri) seri SR-008 sebesar Rp 31,5 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dari target indikatif pemerintah sebelumnya sebesar Rp 30 triliun.

"Beberapa agen penjual mengajukan permohonan upsize sehingga kami tambahkan Rp 1,5 triliun menjadi Rp 31,5 triliun," kata Dirjen PPR Robert Pakpahan, Senin (7/3).

Dalam penerbitannya, tingkat imbalan yang dipatok sebesar 8,30% dan dapat diperdagangkan di pasat sekunder setelah holding periode selama satu bulan. Sementara itu, underlying aset berupa proyek dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 dan barang milik negara.


Adapun jumlah investor obligasi tersebut sebanyak 48.444 orang, yang terdiri dari 37,77% investor (18.297 orang) membeli pada kisaran pembelian sebesar Rp 100 juta-Rp 600 juta. Sementara itu, yang membeli di bawah Rp 100 juta mencapai 36,35% dari jumlah investor (17.609 orang).

Investor terbanyak, berasal dari Indonesia Bagian Barat kecuali DKI Jakarta yaitu sebesar 55,42%. Persentase investor DKI Jakarta sebesar 34,18%, Indonesia Bagian Tengah 8,76%, dan Indonesia Bagian Timur 1,64%. Jumlah investor dari Indonesia Bagian Tengah dan Timur mengalami peningkatan dibandingkan penerbitan Sukri seri SR-007 tahun 2015 dengan persentase peningkatan 13%.

Jumlah investor terbanyak menurut kelompok profesi adalah pegawai swasta dengan persentase sebesar 26,7% dengan nominal pembelian sebesar Rp 7,52 triliun atau 23,89% dari total penjualan. Sementara berdasarkan kelompok umur, jumlah investor terbanyak berada pada kelompok usia lebih dari 55 tahun, yaitu mencapai 36,03%, dengan nominal pembelian sebesar Rp 13.23 triliun atau 41,99% dari total penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto