Banyak sarjana yang baru lulus perguruan tinggi harus berkutat dengan urusan mencari pekerjaan. Tidak demikian halnya dengan Dea Valensia Budiarto. Kendati baru lulus dari Universitas Multimedia Nusantara di Tangerang, Banten, Dea tak perlu sibuk mengirim lamaran pekerjaan ke perusahan-perusahaan seperti lulusan papa umumnya. Soalnya, di usianya yang belum genap 20 tahun, ia sudah sukses mengelola bisnis fesyen batik beromzet Rp 300 juta per bulan. Berawal dari kecintaannya pada batik dan kegemarannya mengoleksi batik antik, Dea merintis usaha fesyen batik di Semarang pada tahun 2011. "Awalnya saya suka mengoleksi batik kuno, dari situ muncul ide untuk jualan baju batik," tutur Dea.
Sukses berawal dari lembaran kain batik kuno (1)
Banyak sarjana yang baru lulus perguruan tinggi harus berkutat dengan urusan mencari pekerjaan. Tidak demikian halnya dengan Dea Valensia Budiarto. Kendati baru lulus dari Universitas Multimedia Nusantara di Tangerang, Banten, Dea tak perlu sibuk mengirim lamaran pekerjaan ke perusahan-perusahaan seperti lulusan papa umumnya. Soalnya, di usianya yang belum genap 20 tahun, ia sudah sukses mengelola bisnis fesyen batik beromzet Rp 300 juta per bulan. Berawal dari kecintaannya pada batik dan kegemarannya mengoleksi batik antik, Dea merintis usaha fesyen batik di Semarang pada tahun 2011. "Awalnya saya suka mengoleksi batik kuno, dari situ muncul ide untuk jualan baju batik," tutur Dea.