MOMSMONEY.ID - Tak dipungkiri, industri perfilman dan serial platform
over the top (OTT) Indonesia semakin terlihat maju dan berkembang dari beberapa tahun sebelumnya, baik dari segi finansial maupun kualitas. Sebab, semakin banyaknya pihak kreatif yang mempertajam artistry dari sisi sinematis perfilman Indonesia. Hasilnya adalah karya-karya yang menawarkan kualitas level internasional. Ini terbukti dengan melimpahnya pengakuan kritis serta kemenangan penghargaan film maupun serial Indonesia di tingkat global.
Salah satu pemain besar di tahun 2023 yang tidak bisa dipungkiri adalah studio film BASE Entertainment. Dengan produksi-produksi seperti
Perempuan Tanah Jahanam besutan sutradara Indonesia ternama Joko Anwar, nama BASE Entertainment sudah bersinonim dengan projek film,
streaming, dan TV yang menawarkan hiburan dan seni di levelnya tersendiri. BASE Entertainment menutup tahun 2023 dengan semakin mengokohkan nama mereka di ranah
mainstream perfilman Indonesia berkat
Petualangan Sherina 2 dan
Gadis Kretek, dua dari salah satu proyek
pop culture terbesar di tanah air dalam konteks popularitas dan keuntungan finansial belakangan.
Petualangan Sherina 2 merupakan sekuel dari
Petualangan Sherina, film terbesar Indonesia di tahun 2000. Bahkan, dengan rentang 23 tahun, sekuel garapan Riri Riza ini berhasil memperoleh 2,41 juta lebih penonton Indonesia di bioskop. Hal ini pun menjadikan
Petualangan Sherina 2 film terlaris kelima di Indonesia pada tahun 2023. Baca Juga:
Deretan Film dan Serial Baru yang Akan Tayang di Netflix Tahun Ini Adapun serial
Gadis Kretek (
Cigarette Girl) menjadi tayangan No.1 di Indonesia selama 4 minggu sejak awal penayangannya (2-26 November 2023). Serial ini berhasil meraih posisi 10 global kategori serial non-berbahasa Inggris selama dua minggu berturut-turut, serta merangsek peringkat top 10 di 23 negara dalam bulan pertama penayangannya, dari Malaysia, Venezuela, Spanyol, Romania, Meksiko, Chili, hingga Argentina. Tidak main-main,
Gadis Kretek mencatat 1,6 juta tontonan per November 2023. "Sebelum
Gadis Kretek, kami jarang melihat drama periode prestige. Maka dari itu, kesuksesan ini membuktikan kepada kami bahwa memang ada audiens untuk konten seperti ini," ujar Rusli Eddy,
Content Lead Netflix untuk Indonesia, seperti dikutip dari
The Hollywood Reporter. Sebagai drama periode, Netflix pun diestimasi mengeluarkan dana sebesar US$ 250.000 dan US$ 400.000 per episodenya, dengan ini bertotal US$ 1,25 hingga US$ 2 juta untuk lima episode. Serial ini dibintangi oleh aktor-aktor ternama Indonesia seperti Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, serta Putri Marino dan dibesut oleh penulis dan sutradara film Kamila Andini dan Ifa Isfansyah. "(Dengan dana yang diberikan Netflix), saya mempunyai ruang mengekspresikan
craftsmanship yang lebih luas, membentuk karakter ensembel di beragam periode waktu, dan mengerjakan adegan-adegan besar," jelas Kamila Andini, seperti dilansir dari
Hollywood Reporter. Meledaknya serial ini di kalangan penonton Indonesia pun merupakan fenomena yang lebih menakjubkan.
Gadis Kretek merupakan adaptasi dari novel bernama sama hasil karya penulis Ratih Kumala. Sebagai novel yang telah menggadang sejumlah penghargaan di kalangan sastra Indonesia, kesuksesan adaptasinya di kalangan penonton pun menjadi pencapaian tersendiri. Baca Juga:
5 Film dan Serial TV Paling Dicari di Google Tahun 2023 di Indonesia Memperkaya ekosistem bioskop Indonesia Bioskop Indonesia di tahun 2023 pun berhasil menggaet 54,5 juta penonton, berdasarkan data dari analis industri Bicara Box Office di awal tahun ini. Dari jumlah ini, kesuksesan
Petualangan Sherina 2 pun patut digarisbawahi melihat nama-nama film terlaris tahun lalu dipenuhi film horor, dari
Sewu Dino, Di Ambang Kematian, hingga
Waktu Maghrib. Hanya
Petualangan Sherina 2 lah film bergenre petualangan, dan bahkan musikal, yang mampu menyaingi pendapatan genre horor dan romansa yang dicintai masyarakat. Mengingat bahwa hanya ada delapan film di antara lebih dari 100 film Indonesia tahun ini yang berhasil meraup lebih dari 2 juta penonton, total penonton
Petualangan Sherina 2 menunjukkan kesuksesan BASE Entertainment sebagai perusahaan produksi film yang karya-karyanya tidak hanya berkualitas, namun juga menguntungkan. "IP (
intellectual property) adalah jiwa dan salah satu nafas penting bagi BASE Entertainment. Oleh karenanya, kami ingin terus mencari IP yang memiliki potensi besar dan berkomitmen untuk menggarapnya dengan sepenuh hati agar mencapai hasil maksimal berstandar global," papar Co-CEO dan
Founder BASE Entertainment Aoura Lovenson. Keseriusan BASE Entertainment di pengembangan IP pun terlihat dari tim mereka. Ratih Kumala sendiri merupakan
head writer di dalam keluarga besar BASE Entertainment, sehingga menandakan komitmen studio ini atas keberlanjutan kualitas karya-karya mereka. Nilai finansial dan budaya di 2024 Secara finansial, nilai keuntungan yang BASE Entertainment peroleh di tahun 2023 telah nampak dari
Petualangan Sherina 2 dan
Gadis Kretek. Namun selain itu, dari segi
cultural impact atau pengaruh budaya, BASE Entertainment sebagai studio film pun mampu memilih proyek yang berhasil mendapat cinta dan perhatian penuh dari masyarakat Indonesia, terlihat dari peringkat pertama di Netflix yang diperolehnya selama satu bulan penuh. Pengaruh
Gadis Kretek di budaya populer dapat terlihat dari ribuan post di X, nama baru Twitter, yang interaksinya mencapai angka ratusan ribu. Potongan klip
Gadis Kretek di platform media sosial lain seperti TikTok pun mencapai hingga 700.000 jumlah tontonan, dengan ini menjadikannya pusat perbincangan di kalangan pengguna media sosial. Baca Juga:
Rekomendasi Restoran Ala Jeng Yah: Gadis Kretek! Serial ini juga mendapat pujian dari segi kualitasnya, terlihat dari ulasan internasional seperti Decider yang merekomendasikan
Gadis Kretek dan menyebutnya sebagai ilustrasi yang baik mengenai latar industri rokok Indonesia di dalam balutan romansa. Rusli Eddy pun menyetujui, serial "premium" atau berkualitas tinggi seperti
Gadis Kretek telah memberikan lanskap yang lebih luas untuk pencipta film. "Saya rasa itu juga merupakan tujuan Netflix: untuk bekerja dengan para pencipta film lokal dalam mengeksplor beragam genre dan tema di seluruh Indonesia," ujar sang
content lead platform over-the-top (OTT) internasional tersebut. Seruan dari Netflix ini menunjukkan bahwa kesuksesan BASE Entertainment tidak hanya sebagai studio film namun juga entitas bisnis: mereka menunjukkan bahwa karya yang diolahnya mampu menarik perhatian para pemain industri
streaming service untuk menaruh investasi lebih besar di Indonesia. Meski begitu, Aoura menganggap, pasar film Indonesia merupakan potensi besar yang belum terjamah seluruhnya, mengingat 1 hingga 2 juta penonton sudah merupakan standar sukses di negara berpopulasi lebih dari 270 juta penduduk. Oleh karena itu, BASE Entertainment berencana banyak di tahun 2024 untuk semakin mengedepankan film berkualitas yang juga menjual.
"Di tahun 2024 ini, kami berencana akan kembali merilis karya besar lainnya dari sutradara dan penulis film yang sedang naik daun. Di antaranya adalah merilis empat film dan setidaknya dua serial baru," jelas Aurora. Salah satunya yang diantisipasi penonton yakni
Malam Pencabut Nyawa karya Sidharta Tata, penulis dan sutradara
Waktu Maghrib yang menjual 2,4 juta tiket tahun lalu, tepat di bawah
Petualangan Sherina 2. "Apabila kita memberi budget yang sesuai, filmmakers Indonesia pun bisa membuat karya yang sesuai. Sehingga, karya tersebut mampu memperoleh pencapaian tinggi secara bisnis," Aoura menambahkan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Jane Aprilyani