Kecintaan Alfonsa Raga Horeng pada kain tenun sudah mengakar kuat dalam dirinya. Sejak kecil, ia akrab dengan usaha pembuatan kain tenun ikat khas Flores, Nusa Tenggara Timur. Hampir semua kerabat dekatnya, mulai dari ibu, nenek hingga tetangganya punya keterampilan menenun. Perempuan asal Flores ini sudah belajar menenun dari usia 8 tahun. "Saya belajar dari ibu saya," katanya kepada KONTAN. Lantaran sudah ditekuni sejak kecil, menenun merupakan kegiatan yang menyenangkan. Lagi pula, kata dia, menenun kain harus dalam keadaan riang gembira, karena membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Berbekal kecintaan dan minat yang tinggi terhadap tradisi menenun, Alfonsa lalu bertekad untuk terus menjaga tradisi tersebut di daerah kelahirannya.Kini, ia sukses berbisnis kain tenun. Kini, wanita kelahiran 1 Agustus 1974 ini telah memproduksi tenun ikat khas Flores secara massal, dengan membubuhkan merek Lepo Lorun pada kain tenun produknya itu.
Sukses kenalkan tenun Flores ke mancanegara (1)
Kecintaan Alfonsa Raga Horeng pada kain tenun sudah mengakar kuat dalam dirinya. Sejak kecil, ia akrab dengan usaha pembuatan kain tenun ikat khas Flores, Nusa Tenggara Timur. Hampir semua kerabat dekatnya, mulai dari ibu, nenek hingga tetangganya punya keterampilan menenun. Perempuan asal Flores ini sudah belajar menenun dari usia 8 tahun. "Saya belajar dari ibu saya," katanya kepada KONTAN. Lantaran sudah ditekuni sejak kecil, menenun merupakan kegiatan yang menyenangkan. Lagi pula, kata dia, menenun kain harus dalam keadaan riang gembira, karena membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Berbekal kecintaan dan minat yang tinggi terhadap tradisi menenun, Alfonsa lalu bertekad untuk terus menjaga tradisi tersebut di daerah kelahirannya.Kini, ia sukses berbisnis kain tenun. Kini, wanita kelahiran 1 Agustus 1974 ini telah memproduksi tenun ikat khas Flores secara massal, dengan membubuhkan merek Lepo Lorun pada kain tenun produknya itu.