Sukses membesarkan bisnis Waroeng Steak and Shake



JAKARTA. Berasal dari keluarga yang sukses membangun usaha di bidang kuliner, mengantarkan Jody Brotoseno untuk bisa membangun usaha restoran dengan usahanya sendiri. Bersama sang istri, Siti Hariani, Jody menjalankan bisnis kuliner menu steak bernama Waroeng Steak and Shake.

Jody sejak awal merintis usaha ini tidak ingin berada di bawah bayang-bayang sang ayah yang sudah sukses membesarkan jaringan resto Obonk Steak and Ribs. Berbekal pengalaman sebagai karyawan biasa resto sang ayah, Jody memulai usaha steik dari nol.

Setelah menikah di tahun 1998, Jody dan istri bertekad untuk mandiri dan menjalankan usaha sendiri. Beberapa usaha mereka jalani dan tidak membuahkan hasil maksimal. Akhirnya, mereka memutuskan untuk berbisnis steik seperti yang dijalani ayahnya dengan mendirikan kedai steik bernama Waroeng Steak and Shake.


Jody memilih pasar yang berbeda, yakni untuk kalangan mahasiswa dan masyarakat berkantong pas-pasan. Sementara, resto sang ayah menyasar pasar menengah dengan harga jual menu yang lebih mahal.

Lantaran pasar yang dia tuju adalah anak muda dan mahasiswa, sehingga harga menu yang ditawarkan menyesuaikan. Konsumen bisa menyantap menu steik yang notabene adalah makanan mahal hanya dengan merogoh kocek Rp 14.000−Rp 39.000 per porsi.

Jenis menu yang ditawarkan mulai dari original steak, steak tepung, sirloin steak, tenderloin steak, chicken steak, dan lain-lain. "Penggunaan nama waroeng dalam merek usaha karena ingin memberikan kesan murah kepada konsumen," kata dia.

Bahkan agar makin merakyat, Waroeng Steak and Shake juga menyajikan steik yang bisa dimakan dengan nasi. Strategi ini nyatanya berhasil menarik perhatian. Membuka gerai pertama yang sederhana di Yogyakarta pada tahun 2000, usaha steiknya terus berkembang pesat.

Hingga Juni 2015, Jody sudah memiliki 60 cabang outlet yang ada di seluruh Indonesia, mulai dari Bali, Bandung, Bogor, Cirebon, Jakarta, Lampung, Magelang, Makassar, Malang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Purwokerto, Semarang, Solo, Surabaya, Tegal, Ungaran, dan Yogyakarta. Semua outlet yang ada di kelola sendiri, tidak ada mitra usaha.

Kini dengan 60 outlet yang berdiri, ia sudah mempekerjakan lebih dari 1.500 karyawan. Jody bilang, satu outlet bisa menjual sekitar 200 porsi hingga 300 porsi per hari dengan total kebutuhan daging semua gerai hingga ratusan kilogram tiap bulan. Tidak heran, omzet usaha tiap gerai mencapai ratusan juta per bulan. Bisa dihitung, berapa besar total omzet usaha dari semua gerai miliknya yang kini beroperasi. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan