Berdiri sejak tahun 2000, Biznet Networks kini menjadi salah satu pemain besar di industri penyelenggara jasa internet dan data center. Sukses yang diraih Biznet tak lepas dari tangan dingin Adi Kusma, sang pendiri sekaligus pemilik Biznet Networks. Menawarkan koneksi internet dengan sistem nirkabel dan in-building ethernet, Biznet sukses membidik segmen korporasi skala besar. Sukses yang diraih Adi dalam membesarkan Biznet berawal dari hobinya terhadap dunia komputer. "Saya sudah suka komputer sejak kecil. Main game, dulu yang tipe disketnya masih kecil," katanya. Kendati menaruh minat tinggi terhadap dunia komputer, orang tuanya lebih menginginkan Adi melanjutkan bisnis baja yang sudah mereka rintis sejak tahun 1976. Makanya, begitu tamat sekolah menengah atas (SMA) Kanisius, Jakarta pada 1994, Adi langsung dikirim orang tuanya belajar ke Negeri Paman Sam di Oregon State University jurusan industrial and manufacturing engineering.
Jurusan itu sengaja diambil karena menuruti permintaan orang tuanya. Namun hati kecil Adi berkata lain. "Saya memang sudah suka komputer sejak kecil. Main game. Dulu yang tipe disketnya masih kecil," bebernya. Namun bukannya terjun ke dunia manufaktur, begitu lulus kuliah, Adi justru memulai karir profesionalnya di Amerika Serikat dengan bekerja sebagai system programmer di Software House International, New Jersey, Amerika Serikat pada kurun waktu 1998-2000. Dari profesinya itu, Adi pun semakin yakin bahwa dirinya akan bergelut di dunia komputer sebagai ladang mata pencaharian. Sambil bekerja di perusahaan itu, ia rajin melakukan riset dan menemukan fakta bahwa internet suatu saat akan menjadi kebutuhan primer bagi orang banyak. Hal itu pula yang mendorongnya pulang kembali ke Indonesia dan mendirikan Biznet Networks. Dengan modal awal US$ 5 juta, Adi pun mendirikan Biznet Networks yang bernaung di bawah bendera PT Supra Primatama Nusantara. Lokasi kantornya berada di kawasan perkantoran elite di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. "Saat memutuskan pindah ke Indonesia, saya melihat ada better opportunity di sini untuk bisnis internet," ujar pria kelahiran Jakarta, 19 Juni 1976 ini. Sejak terjun ke bisnis ini, ia memang membidik segmen korporasi. Makanya, ia mengambil nama brand Biznet Networks. Adi sengaja mengambil ceruk pasar ini karena ia meyakini sebuah perusahaan pasti membutuhkan koneksi internet untuk menopang kinerjanya. Terlebih sektor perbankan, Adi bilang sektor ini mutlak memerlukan koneksi internet di tengah maraknya transaksi online. Keputusannya membidik segmen korporat tidak salah. Terbukti, dalam waktu singkat pelanggan korporatnya terus bertambah. Di masa-masa awal, kebanyakan pelanggannya adalah perusahaan yang berkantor di kawasan pusat niaga Jalan Sudirman (SCBD). Untuk menopang kinerja usahanya, pada tahun 2005, Adi mulai membangun jairngan kabel fiber optic yang ditanam di Jalan Sudirman dengan panjang hingga 10 kilometer. Sejak itu, Biznet Networks makin berjaya. Semua tak lepas dari konsep matang Adi dalam membawa perusahaan ini menuju ke tujuannya, yakni menyediakan jaingan internet dengan kemampuan tinggi. Hingga saat ini, sudah ada 60.000 pelanggan Biznet. Dari jumlah itu, sekitar 90%-nya berasal dari kalangan korporasi, seperti BCA, Bank Mandiri, Coca Cola, AC Nielsen dan banyak lagi deretan perusahaan ternama lainnya. Adi bilang, karakteristik pelanggan korporasi bersedia membayar mahal asal kualitas terjamin. "Ya cost yang kita keluarkan memang besar. Tapi sebanding," tambah pria 37 tahun ini. Biznet juga menyediakan jasa komputasi awan pada 2010 yang dikhususkan bagi kalangan korporasi. Jasa ini terdiri dari tiga layanan, yaitu hosting, server dan storage. Harganya mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 125 juta per bulan. Pencapaian lainnya yaitu dibangunnya Biznet Technovillage sebagai one stop service data center provider dengan menempati lahan seluas 6.000 meter persegi di Cimanggis, Jawa Barat. Proyek yang menggunakan spesifikasi Tier-3 data center ini sudah rampung pada tahun ini. Untuk memenuhi permintaan dari para pelanggannya, terhitung sampai Agustus 2013, Biznet Networks telah memiliki 6.500 kilometer kabel fiber optic yang membentang di 17 kota di Pulau Jawa dan Bali. Ia memiliki impian Biznet bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya berhenti di segmen korporasi, pada Desember 2012, Adi juga mulai menyasar pelanggan ritel. Ia menawarkan paket internet dan TV kabel khusus untuk pelanggan rumah tangga dengan mengusung brand Max3. Kini layanan ini telah menjangkau sejumlah kota, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Bandung dan Bali. Lewat layanan ini, Adi juga menyuguhkan konten berupa film-film animasi dengan judul Animarsh yang dibuat oleh tim Biznet Networks. Produksi film Animarsh telah mencapai 15 episode yang tayang di channel Max3 Kids yang hanya bisa diakses lewat TV berlangganan Max3. Keputusan masuk ke bisnis ini juga berdasarkan riset yang dilakukannya, bahwa kebutuhan hiburan masyarakat, terutama anak-anak terus meningkat. Menurut Adi, banyak anak-anak kini sangat mudah mengakses internet sebagai bentuk hiburan mereka. Modal utama passion Sukses yang dicapai Adi tergolong fenomenal mengingat usianya kini baru 37 tahun. Saat pertama kali mendirikan Biznet, usianya bahkan baru 24 tahun. Usia yang masih muda memang tak menghalangi niat Adi melangkah menjadi seorang pengusaha sukses. Menurutnya, yang terpenting saat memulai usaha adalah paham terhadap apa yang akan dijalaninya. Hal itu adalah modal terpenting dalam menjalankan bisnis. "Seseorang harus memiliki passion dalam menjalankan bisnis," ucapnya. Dengan passion, seseorang akan dimudahkan untuk menjawab tantangan dalam mengembangkan bisnis. "Kerja itu yang penting passion. Banyak kita lihat orang sekolahnya apa, kerjanya apa, tidak nyambung. Tapi itu karena memang passion mereka di situ, hasilnya akan lebih optimal," terangnya. Selain passion, ada empat hal yang "wajib" dimiliki oleh pengusaha. Pertama, edukasi yang baik. Menurut Adi, dengan jenjang pendidikan setinggi-tingginya, seseorang bisa mencapai apa yang diinginkan karena ia telah dibekali pengetahuan untuk meraih tujuannya tersebut. Kedua, faktor keuangan. Adi tak mengelak bahwa bisnis yang baik membutuhkan modal uang besar. "Untuk start sesuatu itu perlu uang. Sekolah saja butuh uang kan?" bebernya.
Ketiga, seorang calon pengusaha harus memiliki keberanian. Bekal pendidikan dan uang saja tak cukup buat jadi pengusaha. Tapi perlu keberanian memulainya. Terakhir, adalah keberuntungan. Adi menilai keberuntungan merupakan suatu momen yang muncul saat kita sudah siap untuk menghadapinya. Keberuntungan tidak bisa muncul tiba-tiba saat seseorang belum siap. "Contoh, kita ulangan di sekolah, sebelumnya belajar dulu. Ternyata bahan yang kita pelajari keluar dalam ulangan. Itu namanya luck," tambah Adi. Adi percaya, bahwa pengetahuan, uang, keberanian, keberuntungan akan datang menghampiri bila kita memiliki passion sebagai payungnya. Tak lupa, Adi bilang dalam berbisnis tak baik jika yang dipikirkan hanya profit financial semata. Bisnis yang baik, harus fokus terhadap kualitas. Dengan begitu, profit datang sendiri seiring dengan kualitas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri