Sukses menjadi bos distro di Bandung (1)



Masih berusia relatif muda tidak menghalangi seseorang untuk meraih kesuksesan. Justru sebaliknya, lewat kreativitas dan motivasi yang tinggi untuk menjadi pengusaha sukses, Dicky Sukmana berhasil mendirikan dan membesarkan usaha pakaian distro dengan merek Invictus di Bandung, Jawa Barat.

Laki- laki berusia 36 tahun ini menjual koleksi pakaian seperti kaus, jaket, dan kemeja dengan desain yang sederhana. Gerai pertama Invictus mulai resmi dibuka pada tahun 2003.

Lokasinya berada di jalan Sultan Agung, Bandung, Jawa Barat. Tren kaus distro yang menjamur di Bandung di kala itu membuat Dicky terpacu untuk mengadu peruntungan di bisnis ini.


Meski sudah cukup lama berdiri, namun pria berkepala plontos ini enggan membuka cabang baru untuk menjajakan produk Invictus. Dia beralasan, lebih mudah mengembangkan bisnis dengan bekerjasama melalui distributor.

Saat ini dia sudah bekerjasama dengan lima distributor yang tersebar dibeberapa kota seperti Bali, Makassar, Jakarta, dan Surabaya.

Produk Invictus selama ini lebih dikenal sebagai brand pakaian. Tetapi dia juga menjual pernak-pernik fesyen lainnya, mulai dari topi, tas, dompet, hingga aksesori lainnya.

Pangsa pasar konsumennya di rentang usia 18 tahun hingga 35 tahun. Harga jual produknya, terutama kaus berkisar Rp 100.000 per potong.

Dicky saat ini sudah bisa memproduksi sekitar 1.000 hingga 2.000 barang untuk memenuhi seluruh permintaan di wilayah Bandung dan beberapa kota besar lainnya. Sehingga, dalam sebulan dia bisa mengantongi omzet hingga menyentuh seratus juta rupiah, bahkan lebih.

Untuk kegiatan produksi, Dicky dibantu oleh tujuh karyawan tetap dan beberapa karyawan kontrak seperti untuk tukang jahit dan sablon.

Dia bilang, produk yang dia buat memiliki perbedaan dengan produk distro pada umumnya ketika awal mula menjalankan bisnis clothing ini. Pada tahun 2003 kebanyakan produk distro di Bandung menggunakan konsep full desain.

Tapi, Invictus lebih memilih untuk menggunakan desain yang lebih sederhana. Misalnya, hanya dengan membubuhkan satu kata di atas kaus seperti kata Jumat atau Senin. "Saya suka desain yang sederhana sehingga saya tidak pernah menargetkan semua pengunjung akan suka," kata pria asal Bandung ini.

Selain mendirikan usaha distro, Dicky juga memiliki usaha lain. Di antaranya dia menjadi salah satu pendiri website pembayaran online bernama ipaymu.com pada 2011.

Dia juga dipercaya sebagai creative director di salah satu perusahaan konsultan pemasaran bernama Marketbiz Media Digital Marketing Consultant.

Dicky juga mendirikan majalah kreatif dan fesyen bernama Suave Magazine. Tidak hanya itu, dia juga membuat aplikasi 'infobandung' yang memuat informasi yang berhubungan dengan Bandung. Infobandung juga tersedia di media sosial Twitter.

Satu lagi, lewat ide kreatifnya, Dicky juga menjadi salah satu penggagas KickFest. Ini adalah festival tempat berkumpulnya para para pengusaha dan komunitas clothing lokal dan distro.        (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri