Menjadi pebisnis tidak pernah terlintas dalam benak Irma Kusumo Wardhani. Ia mengaku terjun ke dunia bisnis ini secara tidak sengaja. Sebelumnya, perempuan berusia 37 tahun ini sempat menjalani profesi sekretaris di salah satu perusahaan florist di Jakarta. Perusahaan itu tadinya hanya menyuplai bunga ke beberapa pedagang bunga di Jabodetabek. Namun, kliennya kerap meminta bunga yang sudah dirangkai. Untuk itu, oleh sang bos, Irma dibekali dengan keahlian merangkai bunga. "Saya dan teman kerja didaftarkan kursus merangkai bunga saking banyaknya permintaan rangkaian bunga," ujarnya. Setelah lima tahun bekerja, Irma memutuskan keluar. Awalnya, ia ingin fokus merawat keluarga. Akan tetapi, klien-klien dari bekas perusahaannya kerap mencari dia untuk memesan rangkaian bunga.
Lantas, pada 2006, Irma memulai bisnis florist yang diberi nama Azira Florist di Jakarta Barat. Ia bilang, modal yang dikeluarkan sebesar Rp 25 juta. "Merangkai bunga termasuk seni, jadi beberapa klien karena sudah cocok dengan karya saya," ujarnya. Yang ditawarkan dalam bisnis ini, kata Irma, memang bukan berupa rangkaian bunga saja, tapi kelihaian dalam menyatukan berbagai jenis dan warna bunga. Sehingga, meski makin banyak toko florist bermunculan, nyali bisnis Irma tidak ciut, sebab ia sudah punya pelanggan yang sreg dengan bunga rangkaiannya. Azira Florist menerima pesanan rangkaian bunga tangan, bunga papan, hingga dekorasi suatu acara, seperti pernikahan dan ulang tahun. Irma juga rutin merangkai bunga untuk menghias beberapa kantor pemerintahan dan perbankan di Jakarta. Hampir setiap hari, Irma menerima pesanan merangkai bunga. Namun, untuk dekorasi acara, ia hanya berani menerima satu hingga dua pelanggan. "Saya harus mengerjakan pesanan klien secara maksimal supaya dekorasinya bagus," kata dia. Menurut Irma, seni merangkai bunga tidak mengenal pakem. Biasanya, Irma menyesuaikan rangkaian bunga dengan acara dan orang yang akan menerima bunga. Misalnya saja, jika ada pelanggan yang ingin mengirim bunga pada orang sakit, Irma menanyakan detil penerima. Ini berguna untuk menentukan pemilihan jenis dan warna bunga. Irma menambahkan, ketika mengirimkan bunga, pelanggannya tentu ingin menyampaikan sesuatu. Nah, Irma mengusahakan penerima bunga mendapatkan pesan tersebut. "Makanya ada istilah say it with flower, itu karena menyampaikan perhatian bisa dengan bunga," tuturnya.
Untuk dekorasi gedung, idealnya, pelanggan sudah memesan seminggu sebelum acara akan berlangsung. Jadi, ia dan karyawannya bisa mempersiapkan rangkaian bunga untuk menghias gedung. Namun, yang menjadi tantangan ialah jika pelanggan tidak memahami bunga. Irma mencontohkan, ada beberapa bunga yang hanya tumbuh pada kurun waktu tertentu. Misalnya saja bunga feoni yang tumbuh sepanjang April sampai Juni. Kalau tak mengerti bunga, pelanggan menilai koleksi bunga Irma tidak lengkap. Irma memasang arif Rp 300.000 hingga Rp 20 juta. Harga ini disesuaikan dengan jumlah dan jenis bunga, serta tingkat kesulitan. Dari bisnis ini, Irma bisa mengantongi omzet sekitar Rp 100 juta per bulan. Laba yang didapat sekitar 50% dari omzet. Laba dan bisnis ini memang wangi. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini