SALAH satu hidangan cuci mulut yang populer di lidah masyarakat Indonesia adalah puding. Selain puding siap santap, belakangan banyak juga yang menjual bahan mentahnya berupa tepung premix puding. Banyak pelaku usaha yang merasakan manisnya laba dari berjualan bahan mentah puding ini. Salah satunya adalah Lina Amalia. Ia mulai berjualan tepung premix puding Moiaa pada bulan September 2015. Sejak awal menjadi agen, Lina mengandalkan media sosial untuk menjajakan dagangannya terutama via Instagram. Menurutnya, akhir-akhir ini perputaran omzet penjualan tepung puding premix silky sedang menanjak. "Dalam sehari rata-rata saya bisa mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta untuk belanja ke produsen," tutur pemilik akun @bubuk_silky_puding_moiaa ini. Lina bilang, pembelian tepung premix ini memang dilakukan harian dan tidak bisa membeli dalam jumlah banyak sekaligus. Selain karena keterbatasan modal, produsen juga masih bersifat industri rumah tangga sehingga kapasitas produksinya masih terbatas. Lina mengambil keuntungan Rp 2.000 per kemasan dari harga end user. "Untuk dijual ke reseller saya cuma ambil untung Rp 1.000 per kemasan," imbuhnya.
Sukses mereguk manis laba bisnis tepung premix
SALAH satu hidangan cuci mulut yang populer di lidah masyarakat Indonesia adalah puding. Selain puding siap santap, belakangan banyak juga yang menjual bahan mentahnya berupa tepung premix puding. Banyak pelaku usaha yang merasakan manisnya laba dari berjualan bahan mentah puding ini. Salah satunya adalah Lina Amalia. Ia mulai berjualan tepung premix puding Moiaa pada bulan September 2015. Sejak awal menjadi agen, Lina mengandalkan media sosial untuk menjajakan dagangannya terutama via Instagram. Menurutnya, akhir-akhir ini perputaran omzet penjualan tepung puding premix silky sedang menanjak. "Dalam sehari rata-rata saya bisa mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta untuk belanja ke produsen," tutur pemilik akun @bubuk_silky_puding_moiaa ini. Lina bilang, pembelian tepung premix ini memang dilakukan harian dan tidak bisa membeli dalam jumlah banyak sekaligus. Selain karena keterbatasan modal, produsen juga masih bersifat industri rumah tangga sehingga kapasitas produksinya masih terbatas. Lina mengambil keuntungan Rp 2.000 per kemasan dari harga end user. "Untuk dijual ke reseller saya cuma ambil untung Rp 1.000 per kemasan," imbuhnya.