Sukses Tahu Jeletot Taisi terinspirasi dari popularitas gorengan



KONTAN.CO.ID - Jajanan gorengan jadi salah satu camilan favorit masyarakat Indonesia. Tak heran jika bisnis gorengan kaki lima di pinggir jalan menjamur dimana-mana.

Peluang pasar bisnis gorengan sangat luas, namun sayangnya tak semua pelaku usaha menggarap bisnis gorengan dengan serius.

Hal itulah yang mendorong Kamaludin Enuh bersama kawannya Rudi mendirikan Tahu Jeletot Taisi pada tahun 2012 lalu. "Sebenarnya gorengan tahu pedas itu kan sudah biasa di masyarakat. Yang jualan juga banyak, tapi belum ada yang garap bisnis gorengan dengan branding yang serius," tuturnya.


Bagi penggemar gorengan, khususnya di daerah Jabodetabek, nama Tahu Jeletot Taisi pasti sudah tak asing lagi. Gerainya pun mudah ditemui sampai pelosok Jabodetabek.

Karena produk yang digarap sudah sangat populer bagi masyarakat, Kamal tidak perlu usaha keras untuk mengedukasi pasar. Itulah keuntungan baginya.

Ia pun hanya perlu berusaha mempopulerkan brand Tahu Jeletot Taisi.

"Tahu Jeletot sendiri artinya adalah tahu isi pedas, dalam bahasa Sunda, jeletot itu artinya pedas. Nah, tapi istilah jeletot masih jarang didengar, berkat istilah itu, banyak orang penasaran ingin mencoba," ungkapnya.

Karena brand unik yang menarik rasa penasaran konsumen, tak butuh waktu lama bagi Tahu Jeletot Taisi untuk berkembang. Dalam enam bulan, bisnis yang memiliki gerai pertama di Depok, Jawa Barat ini sudah bisa mendirikan enam cabang lainnya.

Tahu Jeletot sendiri sudah memiliki 6 varian rasa, tahu isi sayuran pedas, extra pedas, ayam, tuna dan sosis. Harganya mulai Rp 2.500 sampai Rp 4.000 per buah.

Setelah enam tahun bergulir, Kamal mengatakan Tahu Jeletot Taisi telah memiliki 280 gerai yang tersebar di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Ia mengatakan bahwa bisnisnya bisa berkembang cukup pesat karena menawarkan kerjasama kemitraan.  

Ia juga punya mitra Master Franchise di sejumlah kota. Namun, "Master Franchise ini khusus bagi mitra di luar Jabodetabek. Kami juga punya pusat produksi tahu sendiri, kapasitasnya 4.000 buah tahu per hari," jelas Kamal.                                    

Buka kemitraan lantaran banyak permintaan

Jalur yang ditempuh oleh seorang pelaku usaha untuk membesarkan usahanya memang beragam. Ada yang mendirikan gerai dengan mengumpulkan modal sendiri sedikit demi sedikit, ada pula yang menyodorkan proposal ke sejumlah investor untuk memperbanyak gerainya.

Kamaludin Enuh, Co-founder Tahu Jeletot Taisi memilih kerjasama kemitraan sebagai motor penggerak bisnisnya. Padahal, sebelumnya, tak terbersit niat untuk menawarkan kemitraan.

Namun, banyaknya permintaan membuatnya berpikir untuk merancang sistem kemitraan.

Setahun setelah gerai pertama buka, Kamal meluncurkan paket kemitraan. Ternyata, respon bisnis kemitraan ini sangat bagus.  Alhasil, hanya butuh lima tahun, Tahu Jeletot Taisi sudah memiliki 280 gerai.

Mengelola ratusan gerai di berbagai kota diakui Kamal memang tak mudah. Ada saja kendalanya, terutama soal distribusi produk.

Tak jarang produk tahu yang sudah jadi dan siap goreng mengalami kerusakan saat perjalanan. “Dulu awal-awal, tahu sering rusak saat pengiriman. Risiko  tinggi kalau distribusi produk makanan yang mudah basi,” ungkapnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kamal mengirimkan tahunya dalam bentuk frozen food. Kamal bilang produk tahu isi dalam bentuk frozen food lebih tahan lama dan bisa meminimalisir risiko kerusakan saat perjalanan.

Selain itu kemasan frozen food lebih praktis dibandingkan dengan produk segar. “Saya jamin, tahu jeletot kami tidak pakai pengawet. Bisa tahan lama sampai tiga bulan karena kemasannya kami buat kedap udara,” kata pria yang hobi kuliner ini.

Selain kendala soal distribusi, pria kelahiran Bekasi 1992 ini mengungkapkan jika tak semua mitranya punya mental pengusaha. Ada mitra yang pesimis dan memilih menutup gerainya hanya karena persoalan sederhana.

Padahal, ia mengatakan, pihak pusat terus melakukan pembinaan dan bimbingan.

“Ada mitra yang baru sekali kesulitan karyawan, dia menyerah dan tidak beroperasi. Ada juga yang merasa salah lokasi usaha dan dagangannya kurang laku, lalu menyerah, tidak mau pindah lokasi. Kalau ditelusuri lagi, semua kendala itu memang kembali ke mental,” tandasnya.                      

Biar bisnis tahu tetap hot, inovasi isian jadi pilihan

Sebuah bisnis yang menggarap sektor apapun harus bisa berinovasi  demi bisa bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat saja saat ini. Berbagai inovasi tersebut juga dilakukan Kamaludin Enuh dalam membesarkan Tahu Jeletot Taisi sejak 2012 silam.

Kamal menjelaskan, selama ini, setidaknya sudah dua inovasi yang dilakukannya. Pertama, Tahu Jeletot Taisi melakukan inovasi produk. Hal ini akan terus dilakukan.

Saat awal beroperasi, Tahu Jeletot Taisi hanya memiliki dua varian rasa saja.  Yakni tahu jeletot isi sayur pedas dan ekstra pedas. Kedua varian tersebut murni hanya berisi sayur saja.

Seiring berjalannya waktu, varian isian Tahu Jeletot Taisi makin bertambah. Tujuannya adalah supaya ada ragam pilihan ke para konsumen dan tentunya bisa menjaring konsumen lebih banyak lagi.

 Beberapa bahan isian lain seperti ayam, sosis dan tuna dimasukkan ke dalam pilihan varian rasa yang baru. "Selama in masyarakat tahunya bila tahu isi itu ya isinya sayuran. Nah, kami ingin memberi pilihan variasi yang lain, mungkin belum pernah ada di pasaran," klaim Kamal.

Ia menjelaskan, inovasi kedua yang dilakukan adalah memperbaiki kualitas gerobak atau booth kemitraan. Jika saat awal usaha gerobak Tahu Jeletot Taisi terbuat dari bahan aluminium, beberapa tahun setelahnya bahan gerobak tersebut menggunakan stainless steel. Ia menilai bahan ini lebih kuat dan tahan lama dibanding alumunium.

Lantaran sudah mengembangkan inovasi bisnis, ia pun punya target bisa mengembangkan lebih banyak lagi Tahu Jeletot Taisi. Salah satunya adalah ingin menambah sebanyak 400 gerai lagi sampai akhir tahun ini.

Tak cuma tambahan gerai saja, inovasi produk juga bakal terus Kamaludin lakukan. Sebab ini adalah satu cara untuk bisa mempertahankan pasar. Apalagi jumlah gerai Tahu Jeletot semakin banyak.

"Tahun ini kami kemungkinan  akan luncurkan varian baru yang sudah lulus tes pasar," tuturnya. Target lain yakni menggaet investor untuk perbesar pabrik tahu miliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.