Suku Bunga Acuan BI Naik, Ini Dampaknya Menurut BNI Multifinance



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,25% menjadi 6%. Terkait hal itu, perusahaan pembiayaan PT BNI Multifinance yang merupakan anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, menilai kenaikan tersebut belum terasa dalam waktu dekat, termasuk untuk segmen pembiayaan retail.

Direktur Bisnis BNI Multifinance Albertus Hendi menyebut perusahaan akan melihat perkembangan persaingan di pasar terlebih dahulu untuk segmen pembiayaan retail.

"Dampak besarnya butuh waktu untuk kenaikan rate retail dan dampaknya akan meningkatkan biaya angsuran konsumen," ujarnya kepada KONTAN.CO.ID, Jumat (20/10).


Meskipun demikian, Albertus tak memungkiri untuk bisnis pembiayaan investasi dalam waktu dekat pasti akan ada kenaikan rate. Namun, perusahaan multifinance diyakini masih dapat memanfaatkan rate dalam plafon yang digunakan selama ini.

Baca Juga: BI Kerek Bunga, WOM Finance: Cost of Fund Bisa Ikut Mendaki

Sementara itu, Albertus menyebut suku bunga yang dipatok antarperusahaan multifinance saat ini bervariasi. Akan tetapi, dia berpendapat tenor 4 tahun dan 5 tahun yang menyumbang paling tinggi.

"Beda tenor beda rate, beda down payment beda rate, beda brand beda rate. Masing-masing perusahaan punya kebijakan sendiri karena cost of fund juga," kata Albertus. 

Sebagai informasi, sebelumnya suku bunga BI berada di level 5,75% sejak Januari 2023 atau dipertahankan selama delapan bulan berturut-turut. Adapun BI rate naik pada Januari 2023 menjadi 5,75% dari 5,5% pada Desember 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi