Suku Bunga Acuan Menanjak, Begini Prospek Saham Emiten Properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era suku bunga rendah mulai beranjak. Hal ini ditandai dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur BI November 2022, dimana Bank Sentral mengerek BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25%.

Kenaikan suku bunga acuan ini dinilai bisa berdampak pada emiten properti. Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano melihat potensi adanya peningkatan suku bunga sebesar 75 bps pada tahun 2023.

Kenaikan suku bunga ini akan mendorong  pihak perbankan untuk menaikkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Kondisi ini dinilai Victor dapat memperlambat penjualan properti pada tahun depan.


Victor melihat, ada potensi pelemahan permintaan menjelang pemilu pada paruh kedua 2023. Pada tahun pemilu seperti 2014 dan 2019, Victor mencatat realisasi marketing sales emiten properti relatif stagnan.

Victor berekspektasi, tren realisasi marketing sales akan mengalami pola yang sama seperti 2014, yakni marketing sales akan melambat di paruh kedua 2023, sebelum akhirnya rebound di semester pertama 2024. Sehingga, BRI Danareksa Sekuritas berekspektasi adanya penurunan marketing sales sebesar 3% sampai 12% pada tahun depan.

Baca Juga: Rights Issue, Begini Rekomendasi saham BTN (BBTN)

Pun demikian dengan bisnis properti perkantoran, yang dinilai akan tumbuh melambat. Sejumlah faktor seperti ketidakpastian ekonomi, gangguan supply chain, inflasi, dan meningkatnya suku bunga acuan kemungkinan akan memperlambat pemulihan bisnis perkantoran.

Di sisi lain, segmen pusat perbelanjaan (mall) akan pulih pada tahun 2023. Bisnis perhotelan juga akan pulih seiring dengan pencabutan larangan perjalanan.

BRI Danareksa Sekuritas menyematkan rating overweight di sektor properti.

“Kami memilih PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sebagai pilihan utama (top pick) sebagai penerima manfaat utama dari pemulihan bisnis investasi properti,” tulis Victor dalam riset, Senin (5/12). Selain itu, PWON dinilai tidak terlalu terpengaruh oleh perlambatan penjualan properti.

 
PWON Chart by TradingView

Dia merekomendasikan beli saham PWON dengan target harga Rp 610. Victor juga menyematkan rekomendasi buy masing-masing untuk saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan target harga Rp 1.400, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga Rp 1.650, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan target harga Rp 1.050, dan PT Alam Sutera Tbk (ASRI) dengan target harga Rp 210.

Risiko terhadap rekomendasi ini diantaranya pelemahan marketing sales, rezim kenaikan suku bunga yang berkepanjangan, dan kebijakan pengetatan mobilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari