Suku Bunga Acuan Naik, Instrumen Pasar Uang Dinilai Makin Menarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 3,75%. Kenaikan suku bunga acuan ini dinilai akan berdampak positif pada kelas aset pasar uang.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Divion, PT Henan Putihrai Asset Management (HP Asset Management) Reza Fahmi Riawan menilai, peningkatan suku bunga acuan akan berdampak positif ke aset kelas pasar uang karena kinerjanya berkorelasi positif dengan pergerakan suku bunga acuan. 

Ketika suku bunga BI naik, secara historis kinerja reksadana pasar uang lebih baik dibandingkan dengan saham dan obligasi.


Baca Juga: Eropa Terancam Krisis Energi, Euro Tak Berdaya Hadapi Dolar

Reza menjelaskan bahwa ketika suku bunga meningkat, ekonomi melambat sehingga kelas aset yang memiliki risiko tinggi, seperti saham, cenderung menghasilkan kinerja yang lebih buruk. Sementara untuk aset berisiko rendah seperti pasar uang return-nya akan lebih besar.

"Dibandingkan dengan kelas aset berisiko rendah seperti pasar uang potensi pertumbuhan return-nya bisa 4% hingga 5%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (24/8).

Oleh sebab itu, Reza menyarankan investor yang baru mau berinvestasi bisa mendiversifikasikan dananya pada instrumen pasar uang yang lebih banyak untuk standby dana memanfaatkan momentum pasar saham. 

Kemudian untuk investor yang sudah memiliki capital gain pada instrumen saham bisa melakukan switching pada instrumen pasar uang dan menambah porsi pada instrumen pasar uang.

Dengan demikian, Reza berpandangan sebaiknya portofolio investasi diatur dengan komposisi saham 30%, pasar uang 40%, dan lainnya 30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi