KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019 Bank Indonesia telah menurunkan tiga kali bunga acuannya sebesar 75 bps hingga kini berada di level 5,25%. Konteks ini bisa bikin
nett interest margin (NIM) melebar untuk sementara. Alasannya perbankan biasanya tak langsung menurunkan suku bunga kreditnya, sedangkan suku bunga simpanan bisa langsung dilungsurkan.
Baca Juga: Satelit baru BRI bakal tambah kapasitas bandwith hingga 155 GB di 2023 “Harusnya dalam jangka pendek NIM akan mengalami sedikit pelebaran. Namun akan stabil lagi nanti ketika masing-masing bank juga menurunkan suku bunga kreditnya,” kata Direktur
Finance and Treasury PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN, anggota indeks
Kompas100) Nixon Napitupulu kepada Kontan.co.id, Senin (23/9). Makanya, Nixon bilang hingga akhir tahun bank yang punya bisnis inti di segmen kredit perumahan ini bisa mencatat NIM di kisaran 3,7%-3,9%. Sedangkan hingga Semester I 2019 lalu, NIM perseroan tercatat di level 3,53%, turun 64 bps dibandingkan semester I 2018 sebesar 4,17%. Sedangkan secara jangka panjang
Chief of Credit PT Bank Danamon Tbk (
BDMN, anggota indeks
Kompas100) Dadi Budiana bilang penurunan bunga acuan tak akan serta merta membuat NIM mengembang. “Harusnya bank bisa tetap dapat mempertahankan NIM, karena suku bunga pinjaman dan simpanan akan turun dengan proporsi yang kurang lebih sama,” katanya kepada Kontan.co.id.
Per semester I 2019, NIM Bank Danamon sendiri berada di level 5,30%, menurun 108 bps dibandingkan semester 1-2018. Sedangkan hingga akhir tahun, Dadi bilang perseroan mematok bisa mencatat NIM hingga 6%.
Baca Juga: Dikabarkan akan dimerger dengan DANA, ini kata OVO Hal senada juga dikatakan oleh Presiden Direktur PT Bank Mayapada Tbk (
MAYA) Hariyono Tjahrijadi. Ia bilang, tergerusnya bunga acuan juga ta serta merta menurunkan NIM bank. “Makin rendahnya bunga acuan tak berarti NIM makin menipis, sebab bank juga pasti akan menyesuaikan suku bunga simpanan dan pinjamannya sesuai kebijakan bank untuk menjaga NIM,” katanya kepada Kontan.co.id.
Editor: Tendi Mahadi