Suku Bunga Berpotensi Turun, BPAM Optimistis Industri Reksadana Semarak di 2024



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Potensi penurunan suku bunga di tahun 2024 bakal menyemarakkan lagi industri pasar modal. Minat berinvestasi termasuk ke aset reksadana akan kembali tinggi seiring kebijakan moneter yang lebih longgar.

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi mengatakan, suku bunga Amerika Serikat (AS) akan menjadi perhatian utama di tahun depan. Dengan adanya penurunan suku bunga acuan AS, maka bisa membuat pasar modal kembali menarik, baik untuk kelas aset saham maupun obligasi.

Sebagai salah satu Manajer Investasi (MI), Batavia Prosperindo AM meyakini bahwa industri reksadana juga bakal menjadi portofolio pilihan investor. Pertumbuhan industri reksadana dapat terlihat pada potensi meningkatnya dana kelolaan alias asset under management (AUM).


“Kami percaya AUM reksadana tahun depan berpotensi tumbuh, walaupun besarannya harus dianalisis lagi sesuai dinamika yang ada,” kata Eri saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/12).

Baca Juga: KISI AM Melihat Peluang Menjanjikan Berinvestasi Reksadana di Tahun 2024

Eri menjelaskan, salah satu pendorong bagi pertumbuhan AUM industri Reksadana yaitu investor akan kembali mencari aset dengan potensi imbal hasil tinggi, setelah meredanya tekanan suku bunga. Selain itu konsumsi masyarakat diperkirakan akan cukup tinggi pada tahun depan, seiring adanya kontestasi Pemilu dan Pilkada.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nilai Aktiva Bersih (NAB) ataupun dana kelolaan reksadana terpantau sebesar Rp 496,28 triliun per November 2023. Jumlah ini tergerus sekitar 3.20% dari posisi Januari 2023 sebesar Rp 512.707 triliun.

Batavia Prosperindo Aset Manajemen menargetkan pertumbuhan rata-rata AUM dalam rentang 10%-20% secara tahunan. Namun, proyeksi dana kelolaan untuk tahun depan masih mencari setelan pas yakni ada sedikit fine tuning sebelum dipastikan. Per November 2023, dana kelolaan BPAM tercatat sekitar Rp 27.70 triliun.

Eri mengungkapkan, saat ini kontribusi kelas aset saham terhadap AUM Batavia Prosperindo sudah sekitar 45%. Komposisi ini diharapkan tetap terjaga untuk kedepannya dan menargetkan pertumbuhan di semua kelas aset secara merata.

Guna mencapai target pertumbuhan dana kelolaan tersebut, Eri menerangkan, Batavia AM berencana menerbitkan 3-5 produk reksadana publik di tahun 2024. BPAM juga sudah meluncurkan 3 produk reksadana baru di tahun ini sebagai persiapan untuk menyambut tahun depan.

Baca Juga: Dana Kelola Industri Reksadana Diprediksi Naik 15% Tahun Depan

Eri menyarankan, bagi investor berkarakter agresif bisa mencoba peruntungan di reksadana saham. Sedangkan, bagi investor yang lebih pasif dapat berinvestasi pada reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang.

Menurut dia, investor tidak perlu terlalu fokus terhadap timing untuk berinvestasi reksadana. Dalam jangka menengah panjang, periode ekonomi yang tidak baik pun masih bisa memberi return yang positif.

Namun tetap dicermati pula adanya potensi risiko seperti dari perubahan sikap The Fed ataupun volatilitas pasar yang disebabkan masa pemilihan umum (pemilu). Oleh karena itu, sebaiknya investor masuk berinvestasi secara bertahap.

“Yang pasti saya selalu percaya bahwa investasi perlu sesegera mungkin untuk jangka waktu sepanjang mungkin. Kalau menunggu berita baik baru kejadian, biasanya kita akan cenderung terlambat,” imbuh Eri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati