Suku Bunga BI Belum Turun, Begini Rekomendasi Saham BBNI dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga acuan yang masih tinggi akan secara khusus menguntungkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Pasalnya, BBNI mempunyai porsi pinjaman dengan bunga mengambang tertinggi di antara empat perbankan besar yang ada. 

Dalam riset tanggal 4 Desember 2023, Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis mencatat, per September 2023, porsi pinjaman BBNI dengan bunga mengambang mencapai 82% dari total pinjaman. Angka ini lebih tinggi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang sebesar 71% dan berada di peringkat dua. 

Keuntungan dari tingginya suku bunga tersebut tercermin dari imbal hasil pinjaman BBNI yang naik menjadi 7,9% pada kuartal III-2023, dari 7,6% pada kuartal II-2023 dan 7,4% pada kuartal III-2022. Menurut manajemen BBNI, imbal hasil pinjaman yang lebih tinggi terutama berasal dari pinjaman dalam mata uang rupiah.


Selain itu, kinerja BBNI juga akan didukung oleh perbaikan sistem scoring kreditnya. Peningkatan sistem scoring kredit ini terlihat dari angka non-performing loan (NPL) yang turun ke 2,3% di kuartal III-2023, dari 2,5% pada kuartal II-2023 dan 3% di kuartal III-2023.

Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Sektor Properti di Tengah Sentimen Suku Bunga

Lebih lanjut, BBNI secara konservatif juga akan tetap mempertahankan biaya kreditnya. Cost of credit (CoC) tahunan BBNI turun menjadi 1,3% pada kuartal III-2023, dari 1,5% pada kuartal II-2023 dan 1,6% pada kuartal III-2022 sehingga mendukung pertumbuhan laba bersih.

Kinerja BBNI juga akan didukung oleh potensi percepatan transaksi mobile banking. Meskipun melaporkan CAGR 31% dalam nilai transaksi mobile banking selama tahun 2020-2022, pertumbuhan BBNI di bidang ini paling lambat dibandingkan dengan empat bank besar lainnya. 

BBNI saat ini berencana meluncurkan aplikasi mobile banking baru pada 2024 yang mirip dengan MyBCA milik BBCA, Livin’ dari BMRI, dan Brimo besutan BBRI.

"Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan transaksi mobile banking BBNI di masa depan," kata kedua analis BRI Danareksa Sekuritas tersebut. 

Head of Research Aldira Sekuritas Agus Pramono juga menilai, BBNI masih perlu melakukan pembenahan internal untuk meningkatkan operasionalnya. Menurutnya, dibandingkan dengan BMRI dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), BBNI memang kurang kompetitif.

"Pembenahan perlu dilakukan di berbagai aspek, seperti kontrol internal, pemasaran, digital, dan lain-lain," kata Agus saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/1). 

Dalam riset tanggal 8 Januari 2024, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo dan Abyan H. Yuntoharjo menambahkan, sentimen positif lainnya untuk saham sektor perbankan berasal dari pembagian dividen.

Sebagian besar bank besar diprediksi akan membagikan dividen menarik pada musim pembagian dividen mendatang.

 
BBNI Chart by TradingView

Baca Juga: Kinerja Diprediksi Cenderung Stagnan, Begini Rekomendasi Saham ASII

Meski harga sahamnya telah meningkat akhir-akhir ini, potensi imbal hasilnya masih menarik.

"Saat ini bisa menjadi peluang untuk mulai mengakumulasi saham bank dengan imbal hasil yang menarik, terutama bagi investor jangka panjang," tutur kedua analis tersebut. 

Menurut keduanya, kinerja keuangan BBNI tahun 2023 akan sejalan dengan prediksinya karena didukung oleh peningkatan kualitas aset. Pada November 2023, BBNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun atau naik 3,5% secara bulanan. 

Editor: Tendi Mahadi