Suku Bunga BI Naik, Ini Dampaknya ke Reksadana



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menimbulkan dampak positif untuk reksadana pasar uang secara keseluruhan. Seperti diketahui, BI menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25% dari 5,5% menjadi 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (19/1).

Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, kenaikan suku bunga BI diharapkan akan menaikkan tingkat bunga deposito secara bertahap.

“Tingkat bunga deposito secara bertahap juga akan ada penyesuaian. Ini akan meningkatkan kinerja reksadana pasar uang secara keseluruhan. Tentunya, ini akan menguntungkan reksadana pasar uang,” kata Guntur kepada Kontan.co.id, Jumat (20/1).


Baca Juga: Dua Sektor Ini Jadi Pilihan Manajer Investasi pada Tahun Ini

Dia menuturkan, strategi Pinnacle dalam merespons kenaikan suku bunga akan bervariasi tergantung dari jenis masing-masing reksadana yang dikelola. Sebagai contoh, untuk reksadana pendapatan tetap, Pinnacle akan menerapkan active duration strategy terhadap portfolio obligasi berdasarkan pendapatan terhadap suku bunga.

“Untuk reksadana berbasis saham, kami akan kembali ke tema dan strategi masing-masing exchange-traded fund atau ETF,” papar Guntur.

Menurut dia, Pinnacle akan cukup bullish untuk menyusun strategi pendapatan tetap. Dengan pergerakan dan kondisi pasar hari ini, Guntur mengatakan akan melihat lebih banyak potensi kenaikan untuk obligasi daripada risiko penurunan.

“Untuk di saham masih akan volatile. Tetapi, di level sekarang penempatan dana, juga bisa dialokasikan secara bertahap di saham,” ungkap dia.

Baca Juga: Suku Bunga Tinggi, Pasar Obligasi Masih Moncer di Tahun 2023

Guntur berharap, reksadana pasar uang akan kembali menorehkan return yang sama atau bahkan lebih dari pencapaian kinerja tahun 2022. Pinnacle Money Market Fund mencatatkan kinerja tahun 2022 sebesar 3,88%. Produk unggulan Pinnacle pada tahun 2022 adalah Pinnacle FTSE Indonesia Index Fund yang mencatatkan kenaikan 12,40% dalam setahun.

“Walaupun ada di tengah kondisi tren kenaikan suku bunga di tahun 2023 ini, diharapkan bisa mencatatkan kinerja yang relatif terjaga layaknya yang telah dicapai pada tahun 2022,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati