KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan kembali suku bunga acuan sebesar 50 bps atau 0,5% menjadi 5,25% efektif mulai bulan ini. Kenaikan suku bunga ini pun berpengaruh pada tingkat suku bunga pinjam kredit pemilikan rumah (KPR) perbankan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) atau BRI melihat kebijakan BI untuk kembali menaikkan suku bunga tersebut sebagai langkah meredam inflasi serta memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya. Walaupun begitu, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengaku saat ini BRI belum menaikkan suku bunga KPR. Menurut dia, BRI terus melakukan review suku bunga secara berkala dan terus membuka ruang untuk melakukan penyesuaian suku bunga.
Namun kata Aestika, secara teknis, penyesuaian suku bunga kredit tidak bisa dilakukan serta merta begitu suku bunga acuan berubah. Hal tersebut karena berbagai faktor, misalnya faktor likuiditas serta struktur simpanan dan pinjaman yang berbeda beda antar masing-masing bank. "Seiring dengan tren dan potensi kenaikan suku bunga dari Fed Funds Rate (FFR) maupun BI Rate tersebut, BRI telah melakukan penyesuaian suku bunga, baik simpanan maupun kredit seiring dengan tren kenaikan suku bunga. Tetapi belum menaikkan suku bunga KPR," tuturnya kepada kontan.co.id, Jumat (18/11).
Baca Juga: Suku Bunga BI Naik Lagi, Siap-Siap Bunga KPR Akan Naik Perlu diketahui, saat ini suku bunga dasar kredit (SBDK) Bank BRI untuk segmen KPR berada di level 7,25%. SKDB digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang dibebankan bank kepada debitur. Dia mengatakan, dengan kondisi suku bunga KPR saat ini, BRI optimistis di tahun ini secara umum bisnis KPR mampu tumbuh 14% yoy. Per September 2022, BRI mencatatkan pertumbuhan KPR 10,84% secara tahunan. Sejak awal tahun 2022 hingga saat ini, BRI telah menyalurkan KPR senilai Rp 8,4 triliun kepada lebih dari 27.000 nasabah.
Baca Juga: Gelar IPEX 2022 di JCC, BTN Bidik Penyaluran KPR Rp 1,5 Triliun Serupa, PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga masih menetapkan bunga kredit KPR sebesar 7,25% efektif per tahun. Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar menyatakan, kenaikan suku bunga acuan akan berdampak pada kenaikan suku bunga dana, sehingga juga berdampak pada suku bunga kredit. "Walaupun begitu, penyesuaian suku bunga kredit akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga dana dan juga kemampuan nasabah," kata Hirwandi. Permintaan akan KPR untuk pembelian rumah juga disebutnya akan tetap tumbuh, dikarenakan masyarakat membutuhkan rumah. Sampai September 2022, Bank BTN telah menyalurkan KPR sekitar 147.000 unit dengan jumlah lebih dari Rp 27 triliun, yang terdiri dari KPR Subsidi lebih dari 116.000 unit rumah atau sekitar Rp 17 triliun Sedangkan KPR Non Subsidi lebih dari 30.000 unit rumah atau lebih dari Rp 10 triliun.
Baca Juga: Begini Permintaan KPR Refinancing di Perbankan Tahun Ini Sementara itu, Yuddy Renaldi, Direktur Utama Bank BJB menyatakan bahwa perubahan suku bunga karena kenaikan acuan akan lebih terasa pada nasabah penyimpanan. Sedangkan untuk suku bunga kredit bank akan lebih berhati-hati agar tidak berdampak pada NPL. "Sampai dengan saat ini kami masih melihat perkembangannya dan belum melakukan penyesuaian terhadap suku bunga KPR pada khususnya. Saat ini kami masih bisa mengelola likuiditas dengan baik," kata Yuddy. Asal tahu saja, saat ini SKDB Bank BJB untuk segmen KPR berada di level 8,25%. Menurutnya, dengan kondisi suku bunga KPR saat ini, Bank bjb optimistis di tahun ini secara umum bisnis KPR mampu tumbuh 15%-17% yoy. Sementara Yuddy menjelaskan, segmen kredit yang naik paling cepat dengan kenaikan suku bunga acuan, adalah suku bunga yang diberikan secara
floating sehingga lebih sensitif terhadap perubahan.
Baca Juga: Lembaga Jasa Keuangan Sistemik Berbeda dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang telah menaikkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) rata-rata mencapai 25-50 basis poin. Hal ini disebut Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha karena pihaknya menyesuaikan kenaikan suku bunga acuan BI yang terus naik. Walau demikian, Rudi mengatakan kenaikan bunga KPR itu belum berlaku untuk seluruh segmen. "Kami tentu telah melihat kondisi pasar dan mengantisipasi dengan melakukan penyesuaian suku bunga KPR, tetapi kenaikannya belum berlaku bagi semua segmen. Kami masih ingin memberikan pilihan suku bunga yang kompetitif bagi nasabah. Kenaikan ini juga dilakukan secara terbatas dan sangat selektif hanya untuk beberapa segmen saja," jelas Rudi Perlu diketahui, saat ini suku bunga dasar kredit (SBDK) Bank Mandiri untuk segmen KPR berada di level 7,25%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati