KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat bank sentral di beberapa negara ramai-ramai menaikkan suku bunga, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap menahan suku bunga acuan di level 3,5%. Sejalan dengan itu,
multifinance pun belum terburu-buru menaikkan suku bunga. Misalnya, Clipan Finance yang baru akan menaikkan bunga jika BI pun memutuskan untuk menaikkan suku bunga. Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo bilang saat ini bunga yang ditawarkan masih kompetitif. “Saat ini masih menunggu kebijakan BI,” ujar Harjanto kepada KONTAN, Minggu (24/7).
Adapun, saat ini bunga pinjaman yang ditawarkan oleh Clipan Finance tergantung pada tenor waktu dari kredit tersebut mulai dari satu tahun hingga 5 tahun, serta mitigasi risiko terkait uang muka yang dibayarkan.
Baca Juga: Pefindo Tetapkan Peringkat idAA untuk Obligasi BRI Finance “Contohnya untuk pembiayaan mobil baru, bunga untuk tenor 3 tahun sebesar 2.88%,” ujarnya. Harjanto bilang dengan bunga pinjaman yang ditawarkan saat ini, daya beli masyarakat untuk sektor otomotif masih terhitung bagus. Terlebih, di sektor pembiayaan kendaraan baru mengingat tipe-tipe kendaraan baru yang bermunculan menstimulus permintaan. Sepanjang semester I kemarin, Clipan Finance mengalami kenaikan untuk pembiayaan mobil baru mencapai 180,6% yoy dengan senilai Rp 1,73 triliun. Sementara, untuk kenaikan pembiayaan mobil bekas jauh lebih rendah yaitu 87,8% atau senilai Rp 1,39 triliun. Sementara itu, Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF) William Francis juga mengungkapkan bahwa pihaknya masih mempertahankan suku bunga pinjaman. Alasannya pun sama karena BI juga tak meningkatkan suku bunga acuan. Saat ini, bunga pinjaman yang ditawarkan oleh MTF mulai dari 2,25% per tahun. Dengan bunga tersebut, William menilai daya beli masyarakat masih tinggi dengan pertumbuhan permintaan mobil baru sampai kuartal II-2022 masih tumbuh. “
Challenge-nya memang harga mobil saat ini cenderung naik,” ujar William.
Baca Juga: Pendanaan Perbankan Dalam Negeri ke Multifinance Tumbuh Subur Sebagai informasi, MTF mencatat pertumbuhan permintaan kredit masih tumbuh sekitar 40% yoy dengan nilai sekitar Rp 12,8 triliun per Juni 2022. Sekitar 80% dari total penyaluran kredit tersebut merupakan pembiayaan mobil baru. Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno pernah bilang jika
multifinance menaikkan suku bunganya tak akan berpengaruh signifikan di saat penyaluran kredit sedang dalam tren naik. “Kalau suku bunga naik misal 1%, itu kan pengaruhnya ke angsuran paling cuma Rp 10.000 dan suku bunga yang kita tawarkan juga sifatnya tetap,” ujar Suwandi kala itu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi