Suku bunga kredit semakin mencekik



JAKARTA. Ibarat korek api, kenaikan suku bunga acuan alias BI rate adalah pemantik bagi kenaikan suku bunga kredit. Pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan BI rate menjadi 7,5%, Selasa (12/11), perbankan bersiap mengerek kembali suku bunga kredit.

Sejatinya para bankir sudah mengerek suku bunga kredit sejak BI rate naik Juni 2013 lalu. Mengutip Pusat Informasi Pasar Uang BI, rata-rata suku bunga kredit konsumsi perbankan per 3 Juni 2013 sebesar 12,97%. Per 12 November 2013, rata-rata suku bunga kredit konsumsi  14,67%.

Artinya, bunga kredit konsumsi naik 0,17% atau 170 basis poin dalam 5 bulan. Padahal, BI rate hanya naik 150 basis poin dari awal Juni 2013 hingga awal November 2013. Diperkirakan, kenaikan BI rate kemarin sebesar 25 basis poin akan mengerek suku bunga kredit lebih tinggi lagi.


Beberapa bank tampak sudah siap mengerek bunga kredit, Direktur Utama Bank Windu, Louianto Sudarmana, memastikan akan mengikuti kenaikan BI rate dengan menaikkan suku bunga kredit 25 basis poin. Senada, Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan akan menaikkan suku kredit perlahan-lahan. Menurutnya, kenaikan bunga kredit merupakan imbas kenaikan biaya dana akibat kenaikan bunga simpanan.

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiadmaja, mengaku belum akan menaikkan suku bunga kredit umum. Namun,  "Segmen yang bunganya masih rendah terpaksa  kami sesuaikan," kata Jahja.

Sementara, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Achmad Baequni, masih menunggu dan melihat respons bank lain. Jika perbankan menggerek bunga simpanan, BRI juga ikut  menaikkan bunga simpanan yang berujung pada kenaikan suku bunga kredit. "Kami harus menganalisa dampak kenaikan bunga ke pertumbuhan kredit," katanya.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP,  NISP, akan mempertimbangkan menaikan suku bunga kredit. Jadi, debitur harus merogoh kocek lebih dalam.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo