Suku bunga naik, saham properti terancam stagnan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham-saham sektor properti masih melemah pada tahun ini. Menurut data Bursa Efek Indonesia, secara year to date (ytd) per Senin (14/5), indeks sektor properti, real estate dan building construction turun sebesar 8,37%.

Saham properti seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) bahkan sudah melorot sebesar 14,35%. Saham lainnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) juga sudah tergerus 9,52%. Begitu pula saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang turun sebesar 1,47%.

Bahkan, perusahaan properti anak usaha BUMN, yakni PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan penurunan sebesar 21,16%.


Menurut Indra Prasetiya, Head of Dealing PT Narada Kapital Indonesia, saham-saham properti pada tahun ini kemungkinan agak sulit mendaki. Apalagi, jika terjadi kenaikan suku bunga.

"Mungkin tidak akan turun, hanya stagnan saja," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (14/5). Apalagi, lanjut Indra, saat ini, kebanyakan masyarakat melakukan pembelian properti secara kredit.

Hanya saja, ia menggambarkan bahwa saat ini saham-saham properti sudah sangat murah, sehingga agak sulit untuk turun lagi. Bagi investor jangka panjang, Indra menyebut, sudah bisa mulai mengakumulasi saham-saham properti.

Sejumlah saham properti dengan fundamental yang kuat bisa dipilih seperti CTRA, LPKR dan LPCK. Meski demikian, Indar menyarankan trading saham-saham properti, karena masih akan sulit bagi saham properti untuk bangkit signifikan tahun ini.

Menurutnya, secara fundamental, saat ini perusahaan properti yang menjual properti segmen menengah ke bawah lebih layak untuk dipertimbangkan lantaran permintaan untuk properti pada kelas tersebut lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini