Suku bunga rendah, Danareksa rekomendasikan reksadana pasar uang dan reksadana saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P.Tamba mengatakan turunnya suku bunga jadi momentum investor untuk melihat kembali reksadana pendapatan tetap maupun reksadana saham.

Beberapa waktu lalu, Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI 7 days Reverse Repo Rate 25 bps ke level 3,5%. Keputusan Bank Indonesia tersebut merupakan penurunan pertama di tahun 2021 setelah sebelumnya juga dipangkas 125 bps (1,25%) sepanjang tahun 2020. BI 7-day Reverse Repo Rate kini berada di posisi terendah sejak diperkenalkan pada Agustus 2016 menggantikan BI Rate.

Penurunan suku bunga ini disambut positif pelaku pasar. Secara umum, penurunan suku bunga biasanya akan membawa keuntungan untuk pasar saham dan obligasi karena penurunan ini berimbas pada penurunan cost of fund sehingga diharapkan dapat menggairahkan pertumbuhan.


"Reksadana pasar uang tetap dapat menjadi opsi investasi, terutama dengan karakteristiknya yang highly liquid dan low risk,” jelas Marsangap dalam keterangan resminya Jumat (26/2).

Sekadar mengingatkan, pada reksadana pasar uang, dananya dikelola dan diinvestasikan seluruhnya pada instrumen pasar uang dengan profil risiko konservatif atau yang memiliki tujuan investasi jangka pendek. Reksadana ini merupakan salah satu jenis investasi yang likuid, aman dan cocok untuk investor yang ingin memulai untuk berinvestasi.

Baca Juga: Ini instrumen investasi yang bisa jadi pilihan saat tren bunga rendah

“Penting bagi investor untuk melakukan perencanaan keuangan terutama dalam berinvestasi. Reksadana pasar uang sesuai untuk investasi kurang dari setahun namun kembali ke perencanaan keuangan tentunya kita perlu mengalokasikan dana untuk kebutuhan jangka menengah hingga jangka panjang, salah satunya melalui reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham,” tambahnya.

Pada reksadana pasar uang, Danareksa Investment Management memiliki Danareksa Seruni Pasar Uang III per 22 Februari 2021 memberikan imbal hasil sebesar 5,42% yoy. 

Sementara salah satu reksadana saham DIM yakni Danareksa Mawar yang memiliki underlying saham- saham LQ45 memberikan imbal hasil hampir 20% dalam 6 bulan terakhir seiring pemulihan pasar.

Marsangap juga menambahkan, luasnya cakupan produk DIM menjadi salah satu kekuatan DIM dalam melayani kebutuhan investor dengan profil risiko berbeda. 

"Hal ini menuntut DIM sebagai manajer investasi menjalankan prinsip kehati-hatian dalam melakukan pemilihan underlying asset sesuai kebijakan investasi setiap produk," tandasnya.

Selanjutnya: BI pangkas suku bunga, begini pendapat Invofesta Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi