KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga Bank Indonesia (BI) diprediksi sudah mencapai puncaknya di level 6%. Karena itu, sejumlah perbankan memproyeksi bank sentral akan menurunkan suku bunganya paling tidak mulai pertengahan tahun 2024 ini. PT Bank CIMB Niaga Tbk, misalnya optimistis terhadap penurunan suku bunga acuan, sehingga CIMB Niaga belum punya niat untuk melakukan kenaikan suku bunga kredit dari yang saat ini. Meski begitu Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan bahwa pergerakan suku bunga kredit masih akan mengikuti kebijakan BI sebagai regulator.
Baca Juga: Biaya Dana Mahal dan Berebut Debitur Sektor Protensial Jadi Tantangan Bank Tahun Ini "Saya mengikuti BI. Prediksi saya malah akan turun bulan Juni sampai 75 basis poin (bps), kalau BI turun maka kami juga akan lakukan penyesuaian," katanya di Jakarta, Kamis (29/9). Melansir dari laman resmi CIMB Niaga, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang ditawarkan bervariasi mulai dari 7,55% hingga 9,00%. Di mana, segmen kredit ritel memiliki SBDK yang paling tinggi di level 9,00% dan bunga KPR menjadi yang terendah di level 7,55%, untuk non KPR berada di level 8,75%, dan korporasi di 8,25%. Ia menambahkan jika proyeksinya benar terhadap penurunan suku bunga acuan maka segmen korporasi akan lebih dahulu mengalami penurunan, pun mengikuti segmen kredit perumahan, lalu disusul segmen kredit lainnya.
Baca Juga: Likuiditas BPD Aman Berkat Rekening Kas Daerah Dari sisi Himbara, Direktur Risk Management Bank PT Bank Tabungan Negara Tbk, Setiyo Wibowo menegaskan tidak akan melakukan penyesuaian terhadap suku bunga kredit dalam waktu dekat. "Belum ada rencana menaikkan kembali suku bunga" katanya kepada KONTAN, Kamis (29/1). Jika melihat SBDK BTN pada laman resminya, bunga yang ditawarkan pun masih kompetitif yakni untuk kredit konsumsi KPR ada di level 7,30%. Sementara, untuk kredit konsumsi non KPR berada di level 8,80%. Adapun kredit korporasi berada di level 8,05%, dan kredit ritel 8,30%. Selain itu, merujuk pada laporan keuangannya, kredit BTN pun masih tumbuh. Per Desember 2023, pertumbuhan kredit bank yang fokus pada pengkreditan rumah ini sebesar 11,9% secara tahunan. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) melihat bahwa suku bunga acuan sudah mencapai level tertingginya begitupun suku bunga kredit BJB.
Baca Juga: BCA Kembali Gelar BCA Expoversary, Tawarkan Promo, Diskon, dan Bunga Rendah Oleh sebab itu Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi mengungkapkan bahwa bank sudah berusaha untuk tetap menahan suku bunga kredit. Ia juga menambahkan bahwa ekspetasi tahun ini tekanan suku bunga akan mulai melandai seiring proyeksi penurunan suku bunga acuan. "BJB akan menahan untuk tidak menaikkan suku bunga, terutama segmen konsumer. Korelasinya dengan ekspektasi turunnya suku bunga, margin perbankan pun akan lebih baik di tahun ini, kami tentu berharap demikian," katanya kepada KONTAN, Kamis (29/2). Adapun melansir dari laman resmi BJB, (SBDK) untuk kredit konsumsi KPR ada di level 9,22%. Sementara, untuk kredit konsumsi non KPR berada di level 9,26%. Di sisi lain kredit korporasi berada di level paling rendah yaitu 7,21%, kredit ritel 9,74%, dan kredit mikro di level 12,54%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli