JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga tetap di level 7,5%. Kebijakan ini dianggap masih konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju sasaran sebesar 4,5% plus minus 1 dan menurunkan defisit transaksi berjalan ke level yang lebih sehat hingga akhir tahun 2014. BI melihat perkembangan data menunjukkan inflasi dalam trend yang terkendali. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Februari tercatat 0,26% sehingga secara inflasi tahunan turun menjadi 7,75%. Inflasi Februari menurun tajam dibanding inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,07% atau 8,22% secara tahunan. Untuk defisit transaksi berjalan, otoritas moneter ini yakin defisit dapat ditekan di bawah 3% dari PDB setelah sebelumnya pada akhir 2013 mencapai 3,26% dari PDB. Defisit neraca dagang Januari sebesar US$ 430,6 juta dilihat BI sebagai pola musiman saja. Penurunan ekspor mineral mentah atawa ore pun diperkirakan temporer. Ekspor manufaktur mencatat peningkatan. "Neraca dagang akan kembali mencatat surplus," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam paparannya, Kamis (13/3). Fakta positifnya adalah neraca finansial akan terus membaik akibat tingginya aliran masuk modal asing. Hingga Februari 2014, BI mencatat aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 34,6 triliun. Ini pulalah yang mengakibatkan posisi pundi-pundi cadangan devisa Februari naik menjadi US$ 102,7 miliar. BI meyakini aliran dana asing ini akan terus masuk apabila kondisi fundamental ekonomi terus dijaga dan menuju perbaikan yang ditargetkan. Tidak heran, rupiah ditutup pada level 11.383 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (13/3). Posisi mata uang garuda ini menguat 0,4% dibanding posisi rupiah hari sebelumnya yang berada pada level 11.452.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Suku bunga tetap, rupiah menguat
JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga tetap di level 7,5%. Kebijakan ini dianggap masih konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju sasaran sebesar 4,5% plus minus 1 dan menurunkan defisit transaksi berjalan ke level yang lebih sehat hingga akhir tahun 2014. BI melihat perkembangan data menunjukkan inflasi dalam trend yang terkendali. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Februari tercatat 0,26% sehingga secara inflasi tahunan turun menjadi 7,75%. Inflasi Februari menurun tajam dibanding inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,07% atau 8,22% secara tahunan. Untuk defisit transaksi berjalan, otoritas moneter ini yakin defisit dapat ditekan di bawah 3% dari PDB setelah sebelumnya pada akhir 2013 mencapai 3,26% dari PDB. Defisit neraca dagang Januari sebesar US$ 430,6 juta dilihat BI sebagai pola musiman saja. Penurunan ekspor mineral mentah atawa ore pun diperkirakan temporer. Ekspor manufaktur mencatat peningkatan. "Neraca dagang akan kembali mencatat surplus," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam paparannya, Kamis (13/3). Fakta positifnya adalah neraca finansial akan terus membaik akibat tingginya aliran masuk modal asing. Hingga Februari 2014, BI mencatat aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 34,6 triliun. Ini pulalah yang mengakibatkan posisi pundi-pundi cadangan devisa Februari naik menjadi US$ 102,7 miliar. BI meyakini aliran dana asing ini akan terus masuk apabila kondisi fundamental ekonomi terus dijaga dan menuju perbaikan yang ditargetkan. Tidak heran, rupiah ditutup pada level 11.383 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (13/3). Posisi mata uang garuda ini menguat 0,4% dibanding posisi rupiah hari sebelumnya yang berada pada level 11.452.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News