KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 12-13 Juni 2018. Hasil rapat tersebut, akan menentukan apakah suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate (FFR) akan dinaikkan atau justru dipertahankan. Pada momen penting tersebut, pasar bursa Tanah Air berada posisi tutup, karena libur panjang Lebaran hingga pekan depan. Sehingga, dampak hasil rapat FOMC baru akan dirasakan awal pekan, saat perdagangan bursa dibuka. Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, meskipun potensi kenaikan FFR bisa berdampak negatif bagi perdagangan pekan depan, namun market Tanah Air masih berpotensi kebanjiran sentimen positif.
"Indeks sudah menunjukkan rebound, meskipun tantangan eksternal banyak, seperti perang dagang dan isu The Fed," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (11/6). Menurutnya, meskipun The Fed menaikkan suku bunga acuannya bulan ini, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah sudah mengantisipasi risiko tersebut. Bahkan BI dipastikan tidak akan menaikkan suku bunga acuan Tanah Air, mengingat suku bunga acuan sudah dinaikkan dua kali Mei lalu. Selain itu, Nafan menilai inflow atau aliran dana masuk ke Tanah Air selama Ramadan yang cenderung meningkat, turut memberikan sentimen positif. Begitu juga proyeksi neraca perdagangan Mei yang diperkirakan surplus, setelah sebelumnya mencatatakan defisit.