Suku bunga The Fed naik, BI pastikan rupiah stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa meski ada kenaikan suku bunga bank sentral AS, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan tetap stabil. Sebab, bank sentral telah mengantisipasi efek kenaikan tersebut.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, langkah pre-emptive salah satunya adalah menaikkan suku bunga acuan pada Mei lalu sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75%. Hal ini dilakukan sebelum Rabu (13/6), di mana The Federal Reserves menaikkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) sebanyak 25 basis poin menjadi 1,75%-2%. 

"Kami tegaskan bahwa BI siap untuk melakukan langkah-langkah kebijakan yang pre-emptive, front loading, dan a head of the curve untuk menjaga stablitas ekonomi kita, khususnya stabilitas rupiah," ujar Perry di kediamannya, Jakarta, Jumat (15/6). 


Perry mengatakan, BI juga mempertimbangkan sejumlah arah kebijakan bank sentral negara lain, termasuk bank sentral Eropa (ECB) yang menahan suku bunga acuannya hingga tahun depan. Hal ini nantinya juga menjadi perhatian BI dalam rapat dewan gubernur pada 27-28 Juni mendatang. 

"Dengan mempertimbangkan arah perubahan kebijakan dari bank sentral negara lain baik, baik The Fed maupun ECB perkembangan yang baru. Langkah itu akan kami putuskan dalam rapat dewan gubernur yang akan datang," katanya.

Ditemui di lokasi yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, keputusan The Fed untuk menaikkan bunga acuan telah diprediksi oleh pasar. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga tersebut tak akan mengganggu pasar keuangan domestik sehingga kurs rupiah bisa tetap bergerak stabil. 

"Pasar bergerak dengan ekspektasi The Fed, jadi begitu naik, ya aman-aman saja," kata Mirza. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini