Suku bunga The Fed naik, deposito valas Bank Mandiri tumbuh 25,5% di semester I-2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk menyebutkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terutama deposito dalam mata uang valas meningkat hingga paruh pertama tahun ini.

Pada semester I-2018 tercatat deposito valas Bank Mandiri tumbuh 25,5% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 31,4 triliun. Kenaikan tersebut jauh lebih besar dibandingkan deposito rupiah yang hanya tumbuh tipis 2,9% yoy pada paruh pertama 2018.

Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan kenaikan deposito valas dikarenakan pihaknya masih membutuhkan valas untuk pembiayaan. Disamping itu, dari sisi suku bunga deposito valas dalam beberapa bulan terakhir memang meningkat. Kenaikan bunga deposito valas utamanya dikarenakan adanya kenaikan Fed fund rate (FFR) menjadi 2%.


"Ini hal yang wajar kalau FFR naik menjadi 2% kami tawarkan bunga deposito valas naik ke nasabah. Itu yang menyebabkan deposito valas kami naik," katanya di Jakarta, Kamis (19/7). 

Mandiri masih berupaya mempertahankan posisi deposito valas dengan memperhatikan faktor ekonomi. Darmawan menilai, dalam kondisi suku bunga acuan AS yang sedang naik memang banyak nasabah yang menaruh dananya di deposito valas.

Namun, penempatan tersebut tergantung profil masing-masing nasabah, karena penawaran suku bunga deposito di rupiah juga tak kalah menarik pasca kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI).

"Kalau nasabahnya banyak transaksi internasional pasti punya simpanan valas. Seperti eksportir kita di sektor sawit, batubara, energi dan lain-lain mungkin akan jaga simpanan di valas," sambungnya. 

Menurut Darmawan, saat ini bunga deposito valas di Bank Mandiri memang sudah naik jauh dibandingkan beberapa bulan lalu.

Dari sebelumnya di kisaran 0,5%-0,75%, kini rata-rata bunga deposito di valas sudah menginjak 1% ke atas. "Itu juga yang membuat kami fokus ke penghimpunan dana di valas," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi