Suku bunga turun, begini rekomendasi Bahana Sekuritas untuk emiten sektor perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam dua bulan terakhir telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali. Pada Juli 2019, BI menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRR) sebanyak 25 basis point (bps), dari 6% menjadi 5,75%. Kemudian, pada Agustus ini, suku bunga acuan BI diturunkan lagi sebanyak 25 bps menjadi 5,5%.

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menilai, ruang penurunan suku bunga masih terbuka. Menurut dia, BI berpeluang menurunkan suku bunga sebanyak 50 bps lagi menjadi 5% hingga akhir tahun. ‘’Langkah penurunan ini akan membantu perbaikan neraca perdagangan dan dana asing bakal masuk ke surat utang pemerintah yang pada akhirnya hal ini akan menopang nilai tukar,’’ ungkap Lucky dalam keterangan tertulis, Senin (26/8).

Baca Juga: Sanggah kabar lego Bank Permata, Astra Internasional (ASII) fokus perbaiki kinerja


Menurut dia, salah satu sektor saham yang mendapat sentimen positif dari tren pelonggaran moneter ini adalah perbankan. Apalagi bank-bank yang memiliki dana murah yang sedikit dan valuasi saham yang rendah.

Salah satunya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Lucky melihat, penurunan suku bunga ini dapat memberikan ruang bagi BBNI untuk ekspansi kredit dengan rasio net interest margin (NIM) yang stabil serta rasio kredit bermasalah yang membaik.

Oleh karena itu, ia memberikan rekomendasi buy atas saham BBNI. Begitu juga dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan mendapat sentimen positif karena porsi dana murahnya belum terlalu besar.

Baca Juga: Bunga Digunting, Ini Saham Bank Rekomendasi Analis

Berbeda halnya dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki dana murah yang cukup besar.  ‘’Dengan tren penurunan suku bunga yang terjadi saat ini, ruang bagi kedua bank tersebut untuk mempertahankan NIM jadi lebih kecil. Valuasi saham keduanya juga sudah cukup tinggi,’’ ungkap Lucky.  

Sementara itu, ia menilai, peluang bank skala menengah seperti PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) masih terbatas setelah diambil alih oleh Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Pasalnya, Bank Danamon yang akan merger dengan Bank Nusantara Parahyangan, setelah keduanya dimiliki oleh Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. juga belum akan melakukan ekspansi bisnis hingga seluruh proses merger selesai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati