Suku bunga turun, imbal hasil reksadana pendapatan tetap diperkirakan 10% di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap diperkirakan akan memiliki prospek yang menarik setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atawa BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75%. 

Secara teori, penurunan suku bunga acuan akan menguntungkan instrumen berpendapatan tetap seperti surat utang. Oleh sebab itu, reksadana pendapatan tetap akan diuntungkan mengingat mayoritas underlying-nya merupakan surat utang.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, dengan turunnya suku bunga acuan, potensi imbal hasil reksadana pendapatan tetap berpeluang meningkat. 


Pada akhirnya, instrumen ini menjadi pilihan yang menjanjikan karena interest rate yang didapat akan semakin menarik dengan rendahnya tren suku bunga.

Baca Juga: BI pangkas suku bunga, siap-siap return reksadana pasar uang ikut terpangkas

“Ke depan prospek reksadana pendapatan tetap masih akan menarik. Setidaknya terdapat tiga faktor yang akan mendukung. Mulai dari peluang penurunan suku bunga kembali hingga ke level 3,5%, penguatan mata uang rupiah, serta semakin meningkatnya aliran dana dari para investor asing,” kata Reza, Jumat (20/11).

Menyambut peluang tersebut, kini strategi peracikan portofolio reksadana pendapatan tetap di HPAM akan mengedepankan obligasi dengan durasi jangka panjang. Ia menyebut, durasi obligasi setidaknya lebih dari tujuh tahun dengan proyeksi yield to maturity di atas 6,5%.

Dengan pertimbangan tersebut, Reza memperkirakan imbal hasil untuk reksadana pendapatan tetap pada tahun depan akan berada di kisaran 8%-10%.

Selanjutnya: Walau return berpotensi turun, reksadana pasar uang bisa tetap jadi pilihan menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari