Suku bunga turun, manajer investasi siapkan strategi mendongkrak reksadana pasar uang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil reksadana pasar uang akan sedikit tertekan pasca penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) Kamis (20/2). Pasalnya mayoritas portofolio reksadana pasar uang berisikan deposito dan obligasi yang return-nya mengikuti pergerakan suku bunga acuan.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menurunkan 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%, suku bunga deposit facility 25 bps jadi 4% dan suku bunga lending facility 25 bps jadi 5,5%.

Pasca keputusan oleh BI, tiap-tiap manajer investasi mempersiapkan strategi berbeda untuk tetap menggenjot kinerja reksadana pasar uang agar imbal hasil yang diberikan tetap menarik bagi investor.


Direktur Batavia Prosperindo Asset Management (BPAM) Yulius Manto menjelaskan, BPAM lewat produk reksadana pasar uang mereka, Batavia Dana Kas Maxima (BDKM) akan memaksimalkan imbal hasil lewat alokasi aset. “BDKM akan menaikkan alokasi ke aset yang terpengaruh secara positif oleh penurunan suku bunga, seperti misalnya obligasi dengan tenor di bawah satu tahun,” kata Yulius kepada Kontan.co.id Jumat (21/2).

Baca Juga: Prospek reksadana pasar uang masih positif pasca pemangkasan suku bunga BI

Yulius menambahkan, pemangkasan suku bunga memang akan menurunkan bunga deposito. Namun jika membandingkan antara reksadana pasar uang dan deposito, investor akan lebih memilih reksadana pasar uang karena imbal hasil yang lebih menarik.

Di sisi lain, Direktur Panin Aset Management (PAM) Rudiyanto mengatakan, Panin akan mengombinasikan portofolio reksadana pasar uang dengan perbankan yang membutuhkan likuiditas. “Kami kombinasikan dengan beberapa bank yang masih butuh likuiditas sehingga bunganya relatif tinggi dengan obligasi korporasi,” kata Rudiyanto.

Menurut dia, menggerakkan kinerja pasar uang cukup sederhana. Manajer investasi hanya perlu memperhatikan dan mengombinasi antara suku bunga deposito dan tingkat kupon dari obligasi yang menjadi aset dasar.

Baca Juga: Tertekan sentimen eksternal, rupiah melemah 0,73% dalam sepekan

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich pun mendiversifikasi portofolio dengan membuat pertimbangan khusus terkait kinerja bank dan perusahaan yang menerbitkan obligasi. “Kami tetap fokus diversifikasi di deposito bank dengan fundamental baik dan beberapa obligasi pasar uang dengan fundamental baik,” tandasnya.

Ketiga manajer investasi memasang target imbal hasil reksadana pasar uang yang cukup serupa hingga akhir tahun. Yulius bersama BPAM memasang target return terbesar dibandingkan dua lainnya. Yulius memasang target return 5% hingga 6% untuk reksadana pasar uang BPAM.

Farash memasang target return sekitar 5,5% untuk reksadana pasar uang milik Avrist sedangkan Rudiyanto bersama PAM memasang target return lebih rendah yakni antara 4,5% hingga 5,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati