Suku bunga turun, stimulus fiskal tetap yang utama



KONTAN.CO.ID - Pemangkasan kembali suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,25% baik untuk mendorong ekonomi. Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro berpendapat, meski begitu stimulus utama pertumbuhan ekonomi saat ini tetap bersumber dari sisi fiskal.

"Suku bunga turun itu baik, tetapi lebih bagus lagi speed up pengeluaran pemerintah," kata Andry kepada KONTAN, Jumat (22/9).

Sepanjang 2016, BI telah menurunkan bunga acuan 150 bps. Namun, pertumbuhan kredit tetap di bawah target. "Tahun ini perkiraannya paling 8%. Artinya tantangannya bukan dari sisi moenter, tetapi dari sisi riil yaitu fiskalnya," tambah dia.


Stimulus yang paling baik adalah mempercepat pengeluaran pemerintah. Tak hanya itu, stimulus paling baik adalah konsumsi pemerintah yang tepat akurat, misalnya bantuan sosial yang tepat waktu.

Andry juga mengatakan, pemerintah juga perlu mempercepat realisasi belanja modal yang hingga akhir Agustus baru mencapai 36% dari target. "Bagaimana menaikkan di atas 50% itu sudah bisa berdampak ke ekonomi. Saya lihat di 2017 dan 2018, percepatan pengeluaran akan banyak dampaknya," kata dia.

Namun, pihaknya memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 5,1%. Ini di bawah target pemerintah dan tahun depan 5,3% yang juga di bawah usulan target pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini