JAKARTA. Minat investor terhadap surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk global membanjir. Pemerintah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari tiga kali dengan total permintaan mencapai US$ 6,8 miliar. Pemerintah memang menerbitkan sukuk global senilai US$2 miliar. Nilai tersebut lebih tinggi ketimbang penerbitan tahun lalu yang sekitar US$1,5 miliar. Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengatakan mayoritas permintaan berasal dari investor middle east non Afrika plus Malaysia yang mencapai 41%. Kemudian, investor asal Amerika Serikat mencapai 21%, investor Eropa 16%, Asia tanpa menghitung Malaysia dan Indonesia mencapai 12% dan investor Indonesia mencapai 10%.
Sukuk global alami oversubscribed lebih tiga kali
JAKARTA. Minat investor terhadap surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk global membanjir. Pemerintah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari tiga kali dengan total permintaan mencapai US$ 6,8 miliar. Pemerintah memang menerbitkan sukuk global senilai US$2 miliar. Nilai tersebut lebih tinggi ketimbang penerbitan tahun lalu yang sekitar US$1,5 miliar. Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengatakan mayoritas permintaan berasal dari investor middle east non Afrika plus Malaysia yang mencapai 41%. Kemudian, investor asal Amerika Serikat mencapai 21%, investor Eropa 16%, Asia tanpa menghitung Malaysia dan Indonesia mencapai 12% dan investor Indonesia mencapai 10%.