JAKARTA. Instrumen surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara rasanya masih akan cukup atraktif bagi investor asing. Merujuk situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 15 Desember 2016, kepemilikan investor asing di SBSN domestik yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 8,9 triliun. Ini setara 3,62% dari total outstanding sukuk pemerintah yang tercatat Rp 245,71 triliun. Senior Research Analyst pasardana.id Beben Feri Wibowo menuturkan, sejatinya kepemilikan asing di sukuk pemerintah sempat mencuat hingga level Rp 16,19 triliun per Mei 2016. Katalis positif berasal dari aksi Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali dengan total nilai 75 bps pada kuartal I-2016. Apalagi rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal IV 2016 mencapai 5,04% secara year on year (yoy), melampaui target pemerintah yang dipatok 5%. Tren pergerakan rupiah juga cenderung menguat di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).
Sukuk negara masih akan menarik bagi asing
JAKARTA. Instrumen surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara rasanya masih akan cukup atraktif bagi investor asing. Merujuk situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 15 Desember 2016, kepemilikan investor asing di SBSN domestik yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 8,9 triliun. Ini setara 3,62% dari total outstanding sukuk pemerintah yang tercatat Rp 245,71 triliun. Senior Research Analyst pasardana.id Beben Feri Wibowo menuturkan, sejatinya kepemilikan asing di sukuk pemerintah sempat mencuat hingga level Rp 16,19 triliun per Mei 2016. Katalis positif berasal dari aksi Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali dengan total nilai 75 bps pada kuartal I-2016. Apalagi rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal IV 2016 mencapai 5,04% secara year on year (yoy), melampaui target pemerintah yang dipatok 5%. Tren pergerakan rupiah juga cenderung menguat di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).