Sukuk ritel (sukri) seri SR012 segera dijual, bagaimana prospeknya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan membuka penawaran sukuk ritel (sukri) seri SR012 kepada investor ritel yang merupakan warga Indonesia pada Senin (24/2). Seri SR012 diproyeksikan dapat melanjutkan kesuksesan seri sebelumnya, SR011.

SR011 meraih hasil penjualan sebesar Rp 21,11 triliun dengan jumlah investor mencapai 35.0126 orang. Ketika itu, pemerintah hanya memasang target indikatif sebesar Rp 10 triliun.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual memproyeksikan minat terhadap SR012 akan tinggi. Menurut David imbal hasil yang menggiurkan akan mendorong minat investor untuk berburu seri ini. “Dengan tren penurunan suku bunga sekarang sisi imbal hasil menjadi sangat atraktif,” kata David kepada Kontan.co.id, Senin (17/2).


Baca Juga: Penjualan SBR lebih dari target, pemerintah perlu hindari penerbitan terlalu sering

Hingga saat ini belum ada rilis resmi dari Direktur Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mengenai tingkat imbalan atau kupon SR012. Namun, salah satu keuntungan SR adalah imbalan tetap dibayar setiap bulan dengan potensi capital gain di pasar sekunder. Sekadar meningkatkan, tidak seperti SBR, sukri bisa diperdagangkan di pasar sekunder.

Selain itu penerbitan SR012 akan diburu oleh investor karena tahun ini pemerintah akan membatasi penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel. Pemerintah memutuskan untuk menerbitkan obligasi ritel sebanyak enam kali, lebih sedikit dibandingkan tahun lalu sebanyak 10 kali. Namun jumlah tersebut masih berpotensi untuk bertambah.

Pengurangan frekuensi penerbitan SBN ritel sejalan dengan evaluasi terhadap realisasi SBN ritel di 2019 lalu, serta mempertimbangkan likuiditas investor dan potensi pasar.

Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan diaspora bond untuk ritel pada semester II 2020

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menambahkan SR012 akan menarik bagi investor karena sifatnya yang dapat diperdan\gangkan. SR012 dapat diperdagangkan di pasar sekunder setelah melewati holding period. Apalagi, di pasar sekunder instrumen ini juga bisa dimiliki oleh investor institusi domestik.

“SR012 bersifat tradable sehingga jauh lebih banyak pembeli yang masuk. Prediksinya jumlah pembeli yang masuk dua kali lipat lebih banyak dari target indikatif pemerintah,” kata Ramdhan.

Dengan sifat yang dapat diperdagangkan, pangsa pasar SR menjadi lebih luas. Kemudian, bagi investor syariah, investasi ini tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, yang dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Selain itu, pajak dari obligasi ritel yang lebih rendah yakni 15% dibandingkan deposito 20% turut menjadi pemantik minat investor terhadap seri SR012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati