JAKARTA. Tanaman eceng gondok dan mendong (rumput yang hidup di rawa) yang dikenal sebagai hama, bisa menjadi komoditas bernilai di tangan Shella Harmanto. Pasalnya, dia menyulap tanaman liar itu menjadi tas cantik, berpadu dengan berbagai hiasan dan bordir. Perempuan berhijab ini tertarik mengolah enceng gondak dan mendong karena biayanya murah. Selain itu, sebagai bahan baku, kedua jenis tanaman itu mudah didapatkan serta menjadi langkah penyelamatan lingkungan. "Eceng gondok sangat sulit untuk dimusnahkan, sebab pertumbuhannya sangat cepat," jelas Shella. Asal tahu saja, usaha yang dia beri nama Perca Indah ini sudah berjalan sejak 2008 lalu. Untuk mendukung usahanya, Shella menjalin kerjasama dengan para perajin ayaman di Desa Gamplong, Godean, Yogyakarta. Dia mendapatkan bahan baku, enceng gondok dan mendong pun dari daerah tersebut.
Sulap mendong dan enceng gondok menjadi tas cantik
JAKARTA. Tanaman eceng gondok dan mendong (rumput yang hidup di rawa) yang dikenal sebagai hama, bisa menjadi komoditas bernilai di tangan Shella Harmanto. Pasalnya, dia menyulap tanaman liar itu menjadi tas cantik, berpadu dengan berbagai hiasan dan bordir. Perempuan berhijab ini tertarik mengolah enceng gondak dan mendong karena biayanya murah. Selain itu, sebagai bahan baku, kedua jenis tanaman itu mudah didapatkan serta menjadi langkah penyelamatan lingkungan. "Eceng gondok sangat sulit untuk dimusnahkan, sebab pertumbuhannya sangat cepat," jelas Shella. Asal tahu saja, usaha yang dia beri nama Perca Indah ini sudah berjalan sejak 2008 lalu. Untuk mendukung usahanya, Shella menjalin kerjasama dengan para perajin ayaman di Desa Gamplong, Godean, Yogyakarta. Dia mendapatkan bahan baku, enceng gondok dan mendong pun dari daerah tersebut.