Sulawesi Menjadi Pusat Minyak dan Gas di Indonesia Berikutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina, perusahaan minyak nasional Indonesia, bersama mitra internasionalnya Sinopec dari Tiongkok dan Kufpec dari Kuwait, baru saja menandatangani kontrak bagi hasil (PSC) untuk Blok Melati.

Blok ini terletak di kawasan frontier darat dan lepas pantai Sulawesi, yang diyakini memiliki potensi gas mencapai triliunan kaki kubik.

Potensi Besar Blok Melati

Mengutip upstreamonline.com, Blok Melati, dengan luas 8.453,7 kilometer persegi, dinilai sebagai salah satu area dengan potensi besar untuk cadangan minyak dan gas. Menurut dokumen lelang, Blok Melati diperkirakan memiliki 850 juta barel minyak dan 4,7 triliun kaki kubik gas.


Jika cadangan komersial terbukti, hal ini berpotensi membuka peluang baru di wilayah sekitarnya, menjadikan Sulawesi sebagai pusat minyak dan gas baru di Indonesia.

Seperti yang diungkapkan oleh Chalid Said Salim, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, "Jika cadangan komersial terbukti, ini dapat membuka prospek baru di wilayah sekitar, menempatkan Sulawesi sebagai hotspot minyak dan gas berikutnya."

Baca Juga: Sederet PR Menteri ESDM Era Prabowo: Fokus Kemandirian Energi, Investasi Migas, EBT

Skema Cost Recovery dan Kontribusi Para Mitra

Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati akan mengoperasikan blok ini dengan menggunakan skema cost recovery. Skema ini memungkinkan para mitra untuk mendapatkan penggantian biaya dari pemerintah Indonesia setelah tahap eksplorasi berhasil dan produksi komersial dimulai.

Dalam hal ini, Pertamina bersama mitra internasionalnya Sinopec dan Kufpec telah menunjukkan komitmen untuk mengembangkan Blok Melati, dengan investasi awal sebesar US$12,7 juta selama tiga tahun pertama eksplorasi.

Dana tersebut akan digunakan untuk melakukan berbagai studi geologi dan geofisika, serta akuisisi data seismik sepanjang 250 kilometer garis 2D dan 200 kilometer persegi data seismik 3D. Hal ini merupakan langkah awal yang penting dalam mengeksplorasi potensi Blok Melati secara menyeluruh.

Eksplorasi di Indonesia Timur: Harapan Baru Industri Migas Nasional

Muhamad Arifin, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, mengungkapkan bahwa eksplorasi di wilayah Indonesia Timur, khususnya di Sulawesi, menjadi "harapan baru" bagi industri minyak dan gas nasional.

Dengan potensi yang besar, wilayah ini diharapkan dapat menemukan cadangan minyak dan gas baru yang signifikan, memberikan kontribusi besar bagi ketahanan energi Indonesia di masa depan.

Pertamina dan mitra-mitranya telah siap untuk menjalankan komitmen eksplorasi di Blok Melati, dengan harapan dapat menemukan cadangan baru yang akan meningkatkan produksi minyak dan gas nasional.

Baca Juga: PGN Group Dorong Pembangunan Infrastruktur Energi Non Gas

Tender Langsung Blok Melati dan Investasi Awal

Blok Melati ditawarkan melalui mekanisme tender langsung pada putaran lisensi pertama Indonesia di tahun 2024. Sebelum penandatanganan kontrak bagi hasil (PSC) ini, para mitra telah membayar bonus tanda tangan sebesar US$200.000.

Blok ini merupakan salah satu area terbesar yang ditawarkan dalam putaran lelang tersebut, dan menandai langkah penting dalam pengembangan sumber daya alam di kawasan Sulawesi.

Penguatan Kerjasama Internasional: Sinopec dan Pertamina

Bagi Sinopec, penandatanganan PSC ini merupakan eksplorasi baru pertama di Indonesia dalam lebih dari satu dekade. Ini juga memperkuat hubungan kerja sama Sinopec dengan Pertamina, di mana kedua perusahaan telah memiliki beberapa perjanjian untuk bekerja sama dalam bidang energi terbarukan, teknologi peningkatan perolehan minyak (EOR), dan pengembangan bisnis hilir.

Selain itu, kerjasama ini mencerminkan komitmen kedua perusahaan dalam meningkatkan produksi minyak dan gas melalui pendekatan teknologi canggih serta pengembangan sumber daya energi yang berkelanjutan.

Baca Juga: Kembali Jadi Menteri ESDM, Bahlil Janji Lakukan Tugas-Tugas Ini

Peluang dan Tantangan di Masa Depan

Penandatanganan kontrak bagi hasil untuk Blok Melati menandai langkah penting dalam eksplorasi minyak dan gas di Indonesia Timur.

Dengan potensi sumber daya yang besar dan komitmen investasi yang kuat, proyek ini diharapkan dapat menjadi landasan baru bagi pertumbuhan industri minyak dan gas nasional.

Selanjutnya: Demokrasi yang Cacat Jadi Tantangan Berat Pemerintahan Prabowo

Menarik Dibaca: Resep Pecel Lele Sambal Lamongan Pedas, Bikin Ngiler dan Lapar Terus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .