BANGKOK. Belakangan, ibukota Thailand memanas dengan aksi Bangkok Shutdown. Para demonstran menutup beberapa jalan utama. Mereka mengancam akan menutup jalan-jalan itu hingga parlemen menurunkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Seperti ditulis Reuters, para demonstran juga mengancam akan menutup kantor pemerintahan, menahan pergerakan perdana menteri dan menteri-menteri lain. Demonstrasi yang sudah berlangsung berminggu-minggu secara damai ini tentu saja menimbulkan kerugian. University of The Thai Chamber of Commerce memperkirakan, kerugian bisa mencapai THB 1 miliar atau setara US$ 30,33 juta per hari. Menariknya, meski situasi memanas, investor tampaknya masih betah di Thailand. Benar, pasar saham memang terkoreksi Senin lalu (13/1). Namun, minat membeli saham-saham berkapitalisasi besar masih tampak. Hingga Jumat lalu (10/11), nilai beli bersih asing di pasar saham Thailand mencapai US$ 90 juta sejak awal tahun.
Sulit mengalap berkah dari krisis Thailand
BANGKOK. Belakangan, ibukota Thailand memanas dengan aksi Bangkok Shutdown. Para demonstran menutup beberapa jalan utama. Mereka mengancam akan menutup jalan-jalan itu hingga parlemen menurunkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Seperti ditulis Reuters, para demonstran juga mengancam akan menutup kantor pemerintahan, menahan pergerakan perdana menteri dan menteri-menteri lain. Demonstrasi yang sudah berlangsung berminggu-minggu secara damai ini tentu saja menimbulkan kerugian. University of The Thai Chamber of Commerce memperkirakan, kerugian bisa mencapai THB 1 miliar atau setara US$ 30,33 juta per hari. Menariknya, meski situasi memanas, investor tampaknya masih betah di Thailand. Benar, pasar saham memang terkoreksi Senin lalu (13/1). Namun, minat membeli saham-saham berkapitalisasi besar masih tampak. Hingga Jumat lalu (10/11), nilai beli bersih asing di pasar saham Thailand mencapai US$ 90 juta sejak awal tahun.