Sulit pertahankan rating Layak Investasi RI



JAKARTA. Status layak investasi atau investmet grade oleh lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P) bukan babak akhir perjuangan Indonesia. Pemerintah masih harus berjuang mempertahankan atau bahkan meningkatkan status tersebut.

Peringkat surat utang jangka panjang BBB- yang diberikan S&P, naik dari sebelumnya BB+, Indonesia masih berada di level lower medium grade paling buncit. Jauh tertinggal dari Malaysia (A+), Filipina (BBB), Singapura (AAA), dan Taiwan (AA-).

Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan, perjuangan Indonesian untuk mempertahankan status layak investasi cukup berat. "Mencapainya tak mudah, tapi untuk mempertahankannya lebih sulit," kata Faisal, seperti dikutip KONTAN dari laman pribadinya.


Menurutnya, tantangan besar yang dihadapi pemerintah ialah mengamankan penerimaan pajak, sebab sejauh ini penerimaan pajak belum cukup menggembirakan. Oleh karena itu, ada baiknya sedia payung sebelum hujan, yakni mengendalikan belanja modal. Kalau perlu, menunda beberapa proyek infrastruktur yang tidak terlalu mendesak. Tanpa pengendalian defisit anggaran negara berpotensi membengkak.

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani mengingatkan, bila rating S&P tidak diikuti kesiapan proyek infrastruktur yang baik, investasi hanya akan masuk di sektor keuangan dan pasar modal. Oleh karena itu, kualitas dan kecepatan belanja APBN dan APBD harus lebih baik.

Sedangkan Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menilai, pemerintah harus tetap fokus ke reformasi fiskal yang mendukung pembangunan infrastruktur baik hard maupun soft. Pemerintah boleh ambisius terhadap target pertumbuhan, tetapi jangan mengorbankan kestabilan fiskal dan perekonomian secara umum

Memperkuat fiskal

Eforia kenaikan rating utang memang belum berakhir. Apalagi Indonesia harus menunggu lebih dari enam tahun untuk mendapatkan rating tersebut. Kenaikan peringkat dipercaya dapat menambah kepercayaan investor asing terhadap Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan, setelah masuk dalam peringkat layak investasi tahun ini, maka tahun depan, S&P akan kembali memberi kado indah berupa kenaikan outlook Indonesia dari stable menjadi positive. "Ini akan memacu kami untuk bekerja lebih keras lagi," kata Ani.

Peringkat S&P ini akan mengikuti empat lembaga rating lain, yaitu Fitch, Moody's, JCR, dan Rating and Investment Information Inc (R&I) yang sudah menaruh Indonesia di investment grade dengan outlook positive.

Dia berharap peringkat layak investasi ini membuat minat terhadap surat utang negara meningkat. Termasuk dalam hal ini samurai bond. Kami berharap memberikan dampak positif terhadap yield yang akan tercapai, katanya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menambahkan, pemerintah akan memperkuat sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi sektor riil. "Di kebijakan fiskal, terus kita upayakan APBN yang efisien, produktif, dan kredibel, agar memperkuat confidence," ungkap, Minggu (21/5).

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir bilang, untuk menjaga kepercayaan investor, pemerintah akan memperbaiki iklim investasi. Caranya dengan konsisten menerapkan 14 paket kebijakan ekonomi yang telah dirilis sejak September 2015.

"Kami juga akan konsisten menerapkan kebijakan meningkatkan daya saing, efisiensi ekonomi dan ease of doing bussiness, serta percepatan pembangunan infrastruktur," katanya. Pemerintah juga akan merealisasikan upaya memperkuat daya saing dan pemerataan ekonomi dengan pemerataan ekonomi dan reforma agraria. Dalam program ini, pemerintah mendorong pemerataan kepemilikan lahan, kesempatan, dan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia