Sultan Ternate tutup usia



MASOHI. Mudaffar Sjah (80), Sultan Ternate yang ke-48, mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Kamis (19/2) sekitar pukul 01.47. Mudaffar meninggal setelah 40 tahun didaulat menjadi sultan. Kini, Maluku Utara, khususnya Kota Ternate, kehilangan salah satu tokoh terbaik mereka.

Nudzuludin Sjah, anak keenam Mudaffar, ketika dihubungi Kompas dari Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, mengatakan, almarhum menderita kanker paru-paru. Mudaffar mulai dirawat di RS Pondok Indah pada pertengahan Desember 2014. Setelah kondisi membaik, Mudaffar pernah diperkenankan meninggalkan rumah sakit dan kembali ke Ternate.

”Awal Januari 2015, penyakitnya kambuh lagi dan dirawat di rumah sakit yang sama hingga mengembuskan napas terakhir Kamis dini hari,” ujarnya.


Jenazah diterbangkan dari Jakarta dan tiba di Ternate sekitar pukul 17.50 WIT. Puluhan ribu warga menyambut kedatangan jenazah dan mengantarnya ke Kedaton Sultan untuk disemayamkan. Pemakaman akan dilakukan pada Jumat ini.

Wakil Wali Kota Ternate Arifin Jafar menilai, kendati sebagai sultan, Mudaffar tak berjarak dengan warga. Bersama pemerintah, dia selalu hadir menyelesaikan setiap persoalan yang dialami warga Ternate. ”Warga sangat mencintainya. Di mata warga, dia telah dianggap sebagai tokoh pemersatu,” ujarnya.

Mudaffar yang lahir di Ternate, 13 April 1935, merupakan sarjana Fakultas Filsafat Universitas Indonesia (1987) dan memperoleh gelar magister di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (2008). Ia didaulat sebagai sultan sejak 1975 menggantikan ayahnya, Iskandar Muhammad Djabir Syah (1929-1975). Dia juga pernah menjadi anggota DPD/MPR (2009-2014), anggota DPR/MPR (2004-2009), anggota MPR Utusan Daerah Maluku (1998-2002), dan anggota DPRD Maluku (1971-1977).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie