KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pemberdayaan UMKM akan menjadi kebijakan andalan BI untuk mendorong perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S. Budiman, mengatakan, perkembangan ekonomi berkelanjutan tidak lepas dari peranan UMKM. Sebab UMKM diperkirakan akan menyumbang sekitar 57% dari Produk Domestik Bruto (PDB), menyumbang 97% terhadap tenaga kerja, 99,9% pangsa total unit usaha. Kemudian menyumbang 15,7% pangsa ekspor non migas Indonesia, serta ekspor UMKM binaan BI pada 2022 menyumbang sekitar US$ 67 juta. Dengan dorongan UMKM tersebut, salah satunya bisa menjadi modal pertumbuhan ekonomi Indonesia agar mampu tumbuh sekitar 4,5% hingga 5,3% pada tahun ini.
Baca Juga: Bank DKI Catat Pertumbuhan Kredit dan Pembiayaan 14,82% pada Kuartal 2 2023 “BI secara bersama-sama dengan semua stakeholder sudah melakukan binaan, dan saat ini telah mengekspor UMKM mencapai US$ 67 juta di 2022, dengan ekspor yang beragam ke Asia, Eropa, dan Amerika, dengan komoditas yang beragam baik kopi, kerajinan dan barang lainnya,” tutur Aida dalam Talk Show: Strategi Akselerasi UMKM Go Export, Jumat (28/7). Aida menambahkan, agar UMKM bisa naik kelas memang tidak mudah. Terdapat senjumlah tantangan yang harus dilewati. Berdasarkan survey yang dilakukan BI, tantangan tersebut diantaranya terkait dengan legalitas, akses pembiayaan, masalah kapasitas, masalah produksi dan masalah pemasaran. Maka dari itu, untuk memastikan agar UMKM bisa naik kelas, BI melakukan beberapa langkah, yakni memastikan bisnis model dari UMKM tersebut dengan membangun ekosistem penguatan korporatisasi, mendorong peningkatan produktivitas kapasitas produksinya, serta meninjau akses pembiayaanya.