KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Energi Andalan Tbk ingin mencuil peluang bisnis di sektor kelistrikan. Saat ini, emiten jasa pertambangan berkode saham ITMA itu masih mengintip peluang yang ada di sektor kelistrikan. Direktur Utama ITMA, Rocky Oktanso Sugih mengatakan, untuk memacu kinerja, ITMA berstrategi untuk menjalankan kegiatan investasi dan juga melihat kesempatan baru untuk dapat mengembangkan usaha di sektor kelistrikan.. “Saat ini Perseroan melihat peluang untuk berinvestasi, terutama di sektor kelistrikan, untuk mendukung rencana strategis perusahaan,” ujar Rocky kepada Kontan.co.id (22/11).
Minat ITMA terhadap bisnis di sektor kelistrikan tergambar pada ekspansi bisnis perusahaan belakangan. Pada Juli 2021 lalu, ITMA melalui entitas anak, yakni PT Indopower Energi Abadi telah melakukan pengambilalihan/novasi kewajiban sejumlah dari US$ 10,471,223 dari PT Siantar Tara Sejati.
Baca Juga: Pendapatan naik 6,11%, Telkomsel dan IndiHome jadi motor pertumbuhan Telkom (TLKM) Dengan transaksi ini, ITMA mendapatkan akses di 2 Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG) di Sembakung, Kalimantan Utara dan Payo Selincah, Jambi dengan total kapasitas terpasang sebesar 44 megawatts (MW). Dalam perkembangan berikutnya, ITMA juga telah mengantongi restu pemegang saham untuk mengalihkan, melepaskan atau menjaminkan seluruh atau sebagian besar harta kekayaan perusahaan dan/atau bertindak sebagai penjamin melalui pemberian
corporate guarantee, sehubungan dengan aktivitas usaha ITMA dalam rangka fasilitas keuangan yang akan diperoleh dari pihak ketiga pada 11 Oktober 2021 lalu. Dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id sebelumnya (12/10), Rocky menyebutkan bahwa langkah tersebut berkaitan dengan rencana ekspansi usaha bagi ITMA dalam bidang transmisi, distribusi dan/atau pembangkit tenaga listrik. “Rencana ini terkait rencana ekspansi usaha bagi ITMA dalam bidang transmisi, distribusi dan/atau pembangkit tenaga listrik,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada 12 Oktober 2021 lalu. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, ITMA mencatatkan pendapatan sebesar US$ 153.253, meroket 149,28% dibanding realisasi periode sama tahun 2020 lalu yang sebesar US$ 61.478. Seluruh pendapatan pada Januari-September 2021 itu berasal dari segmen operasi jasa pertambangan.
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) alokasikan capex Rp 175 miliar-Rp200 miliar tahun depan Pada sisi
bottom line, ITMA mengantongi laba neto sebesar US$ 7,98 juta di sepanjang Januari-September 2021, turun dari realisasi periode sama tahun lalu yang mencapai sebesar US$ 10,34 juta. Sebagian besar perolehan laba neto ITMA di sembilan bulan pertama tahun ini berasal dari komponen ‘bagian atas laba neto entitas asosiasi sebesar US$ 7,90 juta. “Hingga saat ini Perseroan memiliki investasi pada entitas asosiasi, PT Mitratama Perkasa sebesar 30%, karenanya Perseroan membukukan penghasilan atas laba yang diperoleh entitas asosiasi sebesar 30%,” terang Rocky (22/11). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi