KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menggelar
Initial Public Offering (IPO), PT
Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) memasang target optimistis. Direktur Utama Sumber Mineral Global Abadi, Julius Edy Wibowo menargetkan pendapatan tahun ini menembus angka Rp 1 triliun. “Angka ini naik 3 kali lipat dari tahun lalu,” tutur Julius saat ditemui usai seremoni pencatatan saham perdana, Selasa (30/1). Adapun laba bersih SMGA tahun ini diestimasikan sebesar 10% dari total pendapatan. Meski harga komoditas nikel saat ini cenderung melemah, Julius mengatakan harga nikel saat ini masih relatif menguntungkan bila dibandingkan dengan harga pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk diketahui, harga nikel London Metal Exchange (LME) saat ini berada di kisaran US$ 15.000 per ton.
Baca Juga: Melantai di BEI, Saham Sumber Mineral Global (SMGA) Mentok ARA Kinerja SMGA juga ditopang oleh potensi kenaikan volume penjualan. “Karena kami punya
anchor supplier, anchor customer, kepercayaan smelter di Indonesia menjadi besar kepada kami karena kami sudah menjadi Perusahaan terbuka,” sambung dia. Sebelumnya, SMGA telah merampungkan
masa penawaran umum yang berlangsung selama 3 hari, yakni dari 24 Januari 2024 sampai dengan 26 Januari 2024. Dalam gelaran IPO ini, SMGA melepas sebanyak-banyaknya sebesar 1,75 miliar saham baru yang mewakili 20% dari modal ditempatkan. Sehingga, SMGA meraup dana segar senilai Rp 183,75 miliar dari aksi korporasi tersebut. Dana hasil dari penawaran umum perdana saham yang diterima akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batubara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan SMGA sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batubara dari supplier.
Selama
masa penawaran IPO, telah terjadi kelebihan permintaan alias oversubscribed sebanyak 23,52 kali dari total saham IPO atau oversubscribed sebanyak 156,77 kali dari porsi pooling. SMGA mencatat nilai pesanan yang masuk selama masa penawaran mencapai Rp 4,3 triliun. Sedangkan target dana IPO SMGA sebesar Rp 183,7 miliar. Menurut Julius, antusiasme investor terhadap saham SMGA tidak terlepas dari prospek kinerja SMGA yang masih berpotensi bertumbuh ke depan, di mana SMGA memiliki bisnis utama perdagangan nikel dan batubara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .