Sumber Tani Agung (STAA) akan Tambah Luas Kebun, Banyak Tawaran Akuisisi yang Datang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) berencana untuk kembali mengakuisisi perusahaan sawit lainnya. Belum lama ini, STAA mengambil alih 100% saham dua perusahaan sawit bernama PT Hanuraba Sawit Kencana (HSK) dan PT Sawit Agro Lestari (SAL).

Sekretaris Perusahaan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk Juliani Chandra mengatakan, saat ini banyak pihak yang menawarkan kebunnya untuk dijual kepada STAA. Namun, perusahaan masih dalam tahap due dilligence atas kebun-kebun tersebut. 

"Jika layak, baru akan ditindaklanjuti," kata Juliani saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (5/10).


Pengambilalihan kebun dari pihak ketiga ini dilakukan sebagai salah satu cara ekspansi bisnis STAA. Perusahaan menargetkan dapat mempunyai lahan tertanam seluas 60.000 hektare pada tahun 2025.

Baca Juga: Genjot Produksi, Sumber Tani (STAA) Akuisisi Dua Perusahaan Sawit

Setelah resmi mengakuisisi HSK dan SAL pada 30 September 2022, luasan kebun tertanam STAA meningkat menjadi 48.400 hektare, termasuk kebun inti plasma. Sebelumnya, luasan lahan tertanam STAA sekitar 42.000 hektare.

"Jika dilakukan taksasi, maka penambahan produksi dari dua kebun yang baru diakuisisi sekitar 20.500 ton TBS (untuk tiga bulan produksi di sisa tahun ini). Jumlah tersebut sudah memperhitungkan musim hujan akhir tahun," ucap Juliani.

Kebun yang diakuisisi tersebut akan direhab terlebih dahulu dengan sistem manajemen perusahaan. Kemudian, seluruh hasil produksinya akan dikirimkan ke pabrik minyak kelapa sawit STAA yang berlokasi di dekat kebun untuk diproses lebih lanjut.

Lokasi kebun yang diakuisisi berada di Sumatera Selatan. Letaknya bersebelahan dengan kebun existing STAA sehingga akuisisi ini diyakini dapat meningkatkan sinergi operasional perusahaan.

 
STAA Chart by TradingView

Sebagai informasi, berdasarkan keterbukaan informasi, Senin (3/10), pengambilalihan ini dilakukan melalui dua perusahaan terkendali STAA, yakni PT Transpacific Agro Industry (TPAI) dan PT Madina Agrolestari (MAL). Sebesar 100% kepemilikan HSK dan SAL dibeli dari Sumatera Plantations Pte. Ltd. dan PT Bio Permai.

Total nilai pembelian 100% saham HSK sebesar Rp 256 miliar, sementara SAL Rp 50 miliar. Setelah transaksi ini, pengendali HSK dan SAL berganti, dari Sumatera Plantations Pte. Ltd. menjadi PT Transpacific Agro Industry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi